WAKTU TAK AKAN TERULANG
Tiba-tiba sudah gede aja nih jagoanku. Harus pisah meski rasa ini berat melepasnya. Ah,rasanya baru kemarin dia kecil. Iya, dia pernah kecil,tapi dari kecil nggak pernah lucu. Terlalu dewasa, terlalu pemikir, terlalu realistis.
Pernah dulu kudengar obrolan dengan teman-teman kecilnya yang saling menghayalkan kekayaan orang tuanya. Ada yang bilang:
" uang bundaku penuh sekamar",
" kalau uang mamaku segunung",
" uang mamaku selangit hayo",
" uang umiku juga selangit tapi yang tingkat tujuh", sahut yang lainnya.
Sejenak mereka diam, karena hanya anakku yang tak mengatakan apa pun, hingga mereka pun penasaran dan bertanya:
" kalau uang mamamu semana riel?".
Aku pun ikut penasaran, diam-diam menajamkan pendengaran agar jelas yang dia ucapkan. Dan dengan santai, tanpa ekspresi berlebihan,
" uang ibuku sedompet dan beberapa ada di ATM.". GLODAK...!!! Sesimpel itu jawabannya, tak ada hayal dan halu khas anak-anak balita.
Pernah juga saat umur 2 tahun,di penitipan, aku harus dipanggil masalah perkembangannya. Kudengar dia sudah berani membantah dan berdebat dengan bunda-bunda pengasuh. Dengan deg-degan dan sedikit galau, kumasuki kantor penitipan. Ternyata hari itu ada permainan pengenalan perabot yang ada di rumah. Ada meja,kursi, lemari, tempat tidur dan lain-lain. Dan dengan ngototnya,dia membantah yang dikatakan bunda salah.
" perabot di rumah itu hanya meja,kalau kursi lemari tempat tidur itu salah bunda", bantahnya.
"Kira2 kenapa ananda membantah dan ber-argumen seperti itu ya bu?", tanya kepala penitipan.
Aku tersenyum, agak geli ditambah sedikit bumbu malu, sedikit merica, sedikit jahe dan beberapa siung bawang putih aku menjawab :
" Nanti saya bantu menjelaskan perabot-perabot rumah pada ariel bunda, maaf... di kontrakan kami memang tidak ada perabot selain meja kecil bikinan bapaknya bunda... maaf atas bantahan ariel bunda".
Tak kusangka kepala penitipan justru tersenyum lebar dengan mata berbinar:
" Subhanallah, kalo begitu masalahnya, berarti ini pertanda bagus bu. Bearti ananda adalah anak yg jujur dan penuh logika. Nanti tinggal kita arahkan pakai cara lain".
Jagoanku yang realistis dan logis akan mondok jauh, rasanya kurang waktuku bersamanya. Dari umur 1 tahun sudah di penitipan, maghrib baru ketemu, sebentar, lalu terlelap. Belum lagi waktu bapaknya sakit, pagi di penitipan, malam bergilir di rumah bude-budenya. Karenanya, di saat orang-orang menggerutu tentang lockdown dan WFH gegara pandemi covid-19, aku justru menikmatinya. Anggap saja aku membayar hutang waktu pada anak-anakku. Seharian bersama, ngobrol sampe cekikikan, berkali-kali masak. Ah,aku merasa jadi ibu yang baik buat mereka.
Baik-baik di sana ya le, cari ilmu yang banyak, pengalaman yang banyak, teman yang banyak. Nanti ibu akan berguru padamu.
Pojokan MANDAJBR
Jumat, 9 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aa' semoga selalu menjadi inspirasi ibu ya nak....
Aamiin... maaci kakak
Aa' ku yang sholeh..baik baik di pondok ya.Smg ilmunya bermanfaat.aamiin
Aamiin... maaci dek Gaj ku yang comel dan baik hati
peluk onleennn
Lhooo... sudah pulangkah?
rmang kedatanganku ga dijemput, pulangpun ga perlu diantar wkwkwk
Ahh.. sepertinya sama dg yg saya rasakan ini.. uwuw
Hehe... kita sehati ya bunda... sampai terlupa definisi rindu itu yang bagaimana...
Hehe... kita sehati ya bunda... sampai terlupa definisi rindu itu yang bagaimana...