
BAPAKKU KEREN (Selesai)
Hidupku memang asyik. Aku orang Sunda yang lahir di Jember Jawa Timur, dan sekarang tinggal di Rembang Jawa Tengah. Di bayt As Shuffah Pamotan, Rembang. Masih SMP, aku sudah mengelilingi pulau Jawa. Kalau di rumah aku dipanggil Aa dan adikku dipanggil Dede. Panggilan khas Sunda. Tapi bahasa sehari-hari di rumah adalah Jawa Krama. Banyak yang heran dan bertanya-tanya, garis wajah Sunda nama panggilan Sunda, ngobrolnya kok pakai bahasa Jawa krama. Bukan berniat merusak budaya Indonesia, tapi Bapak dan Ibu justru tetap ingin melestarikan budaya Indonesia. Banyak juga yang bertanya:
"Kalau Bapak Sunda dan Ibu Jawa, trus anak-anak ini suku bangsanya Sunda atau Jawa Pak?"
Dengan santainya Bapak menjawab:
" Anak Janda."
Semua orang terkejut, sambil serempak bertanya:
" Kok JANDAAAA...????"
Sambil tersenyum jahil, Bapak nyawab:
"Betul atuh... kan singkatan JAwa-suNDA"
"Kenapa bukan WANDA saja, lebih elegan"
"Elegan tapi nggak lucu"
Akhirnya semua tertawa terbahak-bahak. Ah, Bapak memang ada saja ide jahilnya. Sayang waktu Bapak bercanda seperti itu, aku tidak paham sama sekali. Masih kelas TK A alias umur 4 tahun. Seandainya aku mengerti, pasti kugigit tangan Bapak seperti biasanya.
Masalah olah raga, Bapak jagonya. Renang, Bulu Tangkis, Catur. Aku juga suka olahraga. Tapi tidak sejago Bapak, hanya sekedar hobby. Mulai Renang, Sepeda goes, Sepatu Roda dan Panahan.
Sebenarnya aku ingin olah raga panjat tebing. Tidak ada yang promosi atau menyuruh, tiba-tiba senang saja. Sepertinya itu bawaan bayi. Mulai bayi belum bisa jalan aku sudah jago memanjat. Mulai memanjat jendela, meja, kursi sampai tangga ke lantai dua aku bisa. Tanganku memang kuat. Makanya aku merasa panjat tebing yang pas dengan kemampuanku. Tapi sampai sekarang mondok, aku belum menemukan klub panjat tebing khusus anak kecil.
Saking senangnya memanjat, andaikan hatiku sedih, aku lebih memilih memanjat genteng untuk mendinginkan hatiku. Di atas genteng serasa lebih dekat dengan Bapak. Bapak kesayanganku.
Di otak dan hatiku, Bapak sangat keren sekali. Pernah aku tanya Bapak:
" Pak, kok Bapak nggak jadi Presiden sih, Kan Bapak pinter..."
Bapak hanya tersenyum sambil memelukku gemas.
Semua cerita tentang bapak, keren semua, indah semua. Aku ingat semuanya. Meski hanya sekejap bersama Bapak, tapi Bapakku idolaku. Semoga Bapak juga bangga denganku.
Jika rindu Bapak aku tak sabar menunggu malam, menatap langit, lalu kucari bintang yang paling terang. "Ah... aku yakin itu Bapak sedang mengerlingkan mata khusus untukku."
Abdi bogoh ka anjeun Bapak...
Adaptasi cerpen jowo tole.
Pojokan MANDAJBR
Selasa, 13102020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen tulisannya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih Bapak... salam literasi...
Bapak....knp sdh ending sih...pingin lebih panjang lagee ceritanya loh
Pengennya juga gitu kak... tapiii.... huaaa.... aku tak berdaya
Cup....cup..... Cukup ayo ni ember uda penuh. Minta ember lain dong
Haha... per ember 100 ribu dek... merk bagus ini, merk kucing miong...
Dan akupun tak kuasa menahan bendungan air mataku...banjir bandang datang jua..huwa..huwa..huwa..Aa' dan ibu peeyuuuk
Tuh kan.... ini kan ceritanya lucu dekgaj. Penuh kejahilan dan kekonyolan. Kenapa nangiiiisssss....
Cup...cup...cup... bentar lagi tak dongengi yang lucu biar ketawa lagi
peluk onleeennn
Uwu... cini...cini...
Abdi bogoh ka anjeun bu...
Ow...ow...ow... bukan minta nilai kan...