Ai Imas Mustikawati

A simple mother with a great dream...

Selengkapnya
Navigasi Web

CELANA SEKOLAH SI SULUNG

CELANA SEKOLAH SI SULUNG

oleh: Ai Imas Mustikawati, S. Pd

Semenjak subuh hujan turun dengan sangat deras. Anak - anakku masih berada di tempat tidurnya. Sehabis sholat subuh mereka lebih memilih berada di balik selimut. Aku masuk ke kamar anakku yang sulung.

"Ayo bangun...bangun...bangun, sekolah siang." Kataku sambil mematikan lampu yang masih menyala. Ia malah menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Kemudian beranjak ke kamar anak keduaku. Ia tengah memainkan HPnya.

"Ayo cepat mandi sekolah siang." Hal yang sama aku lakukan dikamar anak gadisku, yaitu mematikan lampu.

"Hujan bu, malas ah", ujarnya, matanya masih terus mantengin hp.

"Aduh...aduh, sekolah kok males, gimana nanti kalau ada pengumuman atau pelajaran tambahan, hari senin sudah penilaian akhir semester kan, ayo bangun...bangun...mandi...mandi." Mereka menuruti perkataanku, pergi mandi, lalu sarapan. Kedua anakku sudah bersiap untuk berangkat.

Anak keduaku diantar bapaknya menggunakan mobil. Kulihat si sulung sedang memakai jas hujan. Ia hanya mengenakan celana pendek. Aku mendekatinya "Kenapa itu pake celana pendek?", tanyaku heran.

"Gak apa - apa, kan seragamnya udah dimasukin ke tas", ujarnya sambil pamitan, mengeluarkan motornya lalu berangkat. Tinggalah aku dirumah bersama si kecil yang masih tidur lelap. Mumpung masih tidur, mending aku beres - beres rumah. Aku merapikan kamar anak keduaku, setelah beres lalu bergegas ke kamar si sulung.

"Oalaaa...", mataku terbelalak. Celana sekolah si sulung teronggok dibawah tempat tidur. Ya Alloh, aku panik mengambil celana itu, melipatnya lalu dimasukin ke kantong plastik. Kuraih payung lalu berlari ke jalanan. Berharap si sulung kembali untuk mengambil celana yang ketinggalan, tapiii... tak ada tanda - tanda ia kembali. Kuamati satu persatu motor dan mobil yang lewat didepanku, dengan harapan ada orang yang aku kenal untuk kutitipi celana ini. Aku celingukan sendirian. Ya Alloh, aku membayangkan si sulung yang kebingungan saat membuka tasnya nanti, saat mau ganti pakaian, celana sekolahnya tak ada di tas. Aku membayangkan wajahnya yang panik. Lalu diejek teman - temannya karena hanya memakai celana pendek. Ya Alloh kasihan sekali dia.

Keberuntungan sedang tidak memihakku, dengan lunglai aku membalikan badan dengan maksud akan kembali ke rumah. Baru saja aku melangkah, dari kejauhan aku melihat seseorang mengemudikan motor dengan pelan. Sepertinya aku mengenalnya. Aku menunggu, sampai motor itu benar - benar melintas didepanku. Setelah motor mendekat, ya aku memang mengenalnya, Ia adalah Rizki, teman bermain si sulung. Aku menghentikan motor itu.

"Ada apa bu?", tanyanya dengan sopan.

"Ki, ibu mau merepotkanmu nih, titip celana ya untuk Afwan, tadi ketinggalan dikamarnya."

"Terus Afwan pake apa bu ke sekolah? ", tanyanya keheranan. Aku tertawa geli.

"Pake celana pendek", kami terkekeh dibawah derasnya hujan.

"Terimakasih ya Ki"

"Iya bu sama - sama", ujarnya. Motornya berlalu dari hadapanku.

Alhamdulillah Ya Alloh, keberuntungan masih memihakku, dan akan selalu memihakku tentunya. Amiin.

Hujan masih mengucur deras, aku melangkah kembali menuju rumah, dengan baju yang sedikit basah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhmd...deg2an saya bu...ank saya sering lupa bw ongkos...hehe...

28 Nov
Balas

Iya bu Alhamdulillah banget. Iya sama bu anak sy juga kadang - kadang uang jajannya masih di meja makan

28 Nov



search

New Post