Guru : Juga Seorang Manusia (Menumbuhkan Kreatifitas)
GURU : JUGA SEORANG MANUSIA
_MENUMBUHKAN KREATIFITAS_
Oleh : Ahmad Rasyid
*Kreatifitas membutuhkan keberanian untuk melepaskan kepastian. (Eric Fromm)
Sebagai khalifah di bumi oleh Emha Ainun Najib, "manusia" berdasarkan peran dan fungsi dalam kelas sosialnya dikelompokkan atas lima kelompok. Beliau mengadopsi lima konsep hukum syar'i dalam Islam. Kelima kelompok manusia itu, yaitu : 1) Manusia Wajib; adalah sosok manuaia yang kehadirannya bersifat wajib. Apabila tidak ada sangat berpengaruh negattif pada unsur dan kinerja sistem lainnya. Suatu contoh: kedua orang tua bagi anak-anaknya atau sosok pimpinan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau manajer dalam sebuah perusahaan. Ia sangat dibutuhkan dalam hal penetapan keputusan. 2) Manusia Sunah; sosok dia tidak mutlak harus ada. Namun, kehadirannya sangat dinantikan sebab dengan keberadaannya dapat memberikan pencerahan dan kebaikan baru. Ada saja sisi manfaat bagi orang lain. Adanya mengangkat derajat yang tinggi, memberikan faidah yang besar, dan memberikan solusi suatu masalah. 3) Manusia Mubah; sosok yang kehadirannya hampir sama dengan ketiadaannya. Namun apabila tidak ada dia dipertanyakan ketiadaannya. Kedudukannya sebagai sosok pelengkap. 4) Manusia Makruh; adanya mereka kurang bermanfaat, kurang memiliki aura positif, kehadirannya kurang diharapkan. Dengan kehadirannya lebih banyak bermudharat ketimbang manfaat. Manfaatnya sedikit sekali. 5) Manusia Haram; kehadirannya sangat dibenci, ditakuti, penambah masalah sehingga dia tertolak dalam sebuah kelompok.
Nah, jikalau mengakui bahwa kita seorang yang berprofesi guru, sudahkah mengaca pada kelima hal di atas ? Sudahkah menemukan jati diri kita pada kategori kelompok yang mana ? Sebagai manusia wajib atau manusia sunnah yang selalu dibutuhkan dan dinantikan adanya ? Atau malah termasuk golongan manusia makruh, lebih-lebih haram ? Introspeksi adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keistiqomahan atau untuk merubah diri menjadi guru yang lebih baik dan guru penting.
Sebagaimana pada tulisan sebelumnya bahwa guru penting minimal harus memiliki tiga kompetensi yaitu kreatif, profesional, dan menyenangkan. Sebab itu marilah kita mencoba memahami konsep kreatif itu sehingga diharapkan ada upaya untuk menumbuhkan daya kreatifitas kita sebagai guru.
Telah dirumuskan beberapa pengertian tentang kreatif dan kreativitas oleh beberapa pakar. Kreatif didefinisikan sebagai salah satu sifat manusia (daya cipta) yang didasarkan atas proses yang dilalui seseorang ditengah-tengah pengalamannya sehingga ia mampu memperbaiki dan mengembangkan dirinya. (Anderos, 1961) Adapun Havvel, (1962) memaknai kreatif yaitu sebuah kemampuan untuk membuat suatu sistem atau komposisi yang baru. Dari beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa kreatif adalah suatu kemampuan atau daya cipta yang dimiliki seseorang untuk membuat sesuatu yang baru atau cara-cara baru yang didasarkan atas pengalaman dirinya atau pengalaman orang lain.
Menilik pada pengertian di atas berarti seseorang memang ditakdirkan memiliki daya cipta, namun dalam perjalanannya ada yang berkembang tapi ada juga yang mati. Termasuk juga daya kreatif seorang guru. Guru yang kreatif akan banyak menciptakan kreativitas khususnya dalam proses pembelajaran atau kreativitas dalam kewirausahaan. Contoh kreatifitas kewirausahaan: ketika di ruang kelas disediakan sudut shoping yang biasanya diisi dengan berbagai botol atau kotak bungkus rokok/sabun dengan berbagai merk dan bentuk, tetapi si guru tidak menjadikan sudut shopping sebagai hiasan belaka atau hanya digunakan sebagai alat peraga saja. Sudut shopping dijadikan tempat jualan secara riil, baik berupa alat tulis menulis atau barang jajanan berupa snack. Adapun modalnya diambilkan dari sebagian dana tabungan siswa. Yang mengurus kegiatan ini adalah siswa atas pengawasan guru. Hasilnya kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan kelasnya atau kepentingan siswa yang lainnya seperti tambahan transpot study tour ketika pada akhir tahun. Wow ... Fantastis
Lalu bagaimana ciri-ciri seseorang yang memiliki kreativitas tinggi di bidang proses pembelajaran. Mengutip pada Kompasiana oleh Rona Binham bahwa. guru kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mampu menciptakan ide baru; Tidak mudah untuk memunculkan ide atau gagasan baru kalau tidak ditopang oleh semangat membaca yang tinggi. Rasanya betapa sulit kalau guru bersifat statis tidak mau untuk mengembangkan dirinya melalui belajar atau membaca karya orang lain. Dengan "menikmati" karya orang lain biasanya akan memunculkan ide baru yang bermanfaat bagi dirinya atau bagi murid.
2) Berani tampil beda; guru kreatif biasanya lebih banyak disukai oleh murid, sebab gagasannya yang selalu berbeda daripada mereka yang tampilnya selalu itu-itu saja.
3) Fleksibel; penampilan guru ini bersifat tidak kaku, namun tetap memegang prinsip-prinsip yang diyakininya. Dia mampu memahami karakteristik, minat-bakat, dan harapan para muridnya.
4) Mudah bergaul; Guru ini menganggap murid sebagai sahabat Iya lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan motivator selain fungsinya sebagai pengajar dan pendidik. Sebab itu mereka banyak disukai oleh muridnya karena mudah bergaul.
5) Menyenangkan; guru yang baik adalah guru yang memiliki rasa humoris walaupun hanya sedikit. Sebab humor yang berlebihan pohon terkesan menjemukan dan menghilangkan kepercayaan bagi orang lain. Artinya guru kreatif mampu menunjukkan rasa humoris yang proporsional (berimbang dan sesuai tempat dan waktunya) untuk menghilangkan ketegangan dan kejenuhan sebab proses pembelajaran yang membutuhkan daya berpikir ekstra. Tetapi ada kalanya kita menemukan murid apabila dihadapkan dengan masalah yang menantang ia malah akan merasa lebih senang. Maka dari itu guru harus kreatif dalam menghadapi murid dengan berbagai karakteristik yang berbeda.
6) Suka melakukan uji coba; Guru kreatif selalu ingin mengembangkan gagasan baru, mengevaluasi, dan menyusun langkah-langkah dari konsep baru., terlebih Ketika menemukan suatu masalah baru.
7) Cekatan; Guru kreatif biasanya tidak suka untuk menunda-nunda pekerjaan sebab dia yakin dengan menundanya pekerjaan yang lama, maka akan memperberat diri dengan pekerjaan baru. Demikian juga apabila ada orang lain yang membutuhkan suatu pertolongan dan dia mampu dia dengan ringan tangan dan cekatan untuk membantu mengatasi persoalannya.
Setelah kita mengenali diri terhadap profesi guru, maka mestinya tindak lanjutnya adalah mengembangkan daya kreatif yang sudah ada, walaupun saat ini ada pada zona nyaman, namun ia akan tetap berani meninggalkan sesuatu yang pasti tetapi kurang dahsyat manfaatnya. Maka ia tumbuhkan kreativitas yang baru. Biasanya dengan melakukan komunikasi multiarah sifat kreatifnya akan tumbuh secara perlahan sehingga lebih bermanfaat bagi murid dan masyarakat sekitarnya. Ingatlah bahwa hakikat membantu orang lain adalah membantu diri sendiri.
Wallahu A'lam bish-shawab
# edisisuarahatiguru_vol.03
#Sumenep,14032018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar