Siti vs Gates
Hari ke 67. Tantangan menulis 90 hari.
Siti vs Gates
Tulisan ini lanjutan dari tulisan saya yang lalu. Membangun pemahaman yang logis untuk memahami konspirasi virus covid 19 ini memang cukup rumit.
Kejadian kejadian ini adalah ibarat puzzle. Yang harus saya rangkai, dengan melihat waktu kejadian, hubungan pelaku dengan orang lain. Dan hubungan antar pelaku dengan sebuah organisasinya.
Dan puzzle konspirasi ini saya mulai dari sebuah pertanyaan, mengapa Bu Siti melarang pemerintah RI membeli vaksin dari Bill Gates ?. Bukankah Bill Gates tidak mempunyai pabrik vaksin ?.
Dari pertanyaan pertanyaan itu saya memulai untuk membangun fakta konspirasi itu berdasarkan data data yang ada.
Ketika Bu Siti tidak mengirimkan virus flu burung itu ke WHO. Maka membuat pihak WHO mempertanyakan itu. Sebagai anggota WHO, Indonesia harus mengikuti aturan GISN. Apa itu GISN ?
Ini adalah Jaringan Pengawasan Influenza Global WHO (GISN) yanga didirikan pada tahun 1952 dan berganti nama menjadi Sistem Pengawasan dan Respons Influenza Global.
Jaringan memainkan peran penting dalam memantau sirkulasi virus dan epidemi influenza yang memberikan rekomendasi untuk kesiapsiagaan dan respons influenza di berbagai bidang, termasuk vaksin, diagnosis, obat antivirus dan penilaian risiko yang berkelanjutan.
Ini juga berfungsi sebagai mekanisme peringatan global ketika nanti muncul virus influenza dengan potensi pandemi.
Memang mulia tujuan dari GISN ini, tetapi masalahnya adalah negara yang mengirimkan virus ini tidak memiliki hak terhadap virus ini. Hal ini terungkap ketika petinggi WHO David Heaman menemui Bu Siti di Kantor Kemenkes.
Siapakah David Heaman ?. Heymann adalah Asisten Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia untuk Keamanan dan Lingkungan Kesehatan (WHO) dan wakil Direktur Jenderal untuk pemberantasan polio.
Pada periode 1998-2003, dia adalah Direktur Eksekutif Cluster Penyakit Menular WHO dan dari Oktober 1995 hingga Juli 1998 dia adalah Direktur Program WHO untuk Muncul dan Penyakit Menular lainnya.
Pada pertemuan itu terjadi deadlock. Hal ini terjadi karena Bu Siti sebagai kemenkes ngotot tidak akan mengirimkan sample virus ke WHO apabila WHO tidak menandatangani perjanjian untuk apa virus itu disimpan.
Bu Siti mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan hal ini. Isi perjanjian itu antara lain. Pertama WHO mengakui bahwa virus itu adalah milik Indonesia. Kedua. WHO harus berjanji bahwa apa virus ini digunakan public health ( kesehatan Masyarakat ) dan WHO tidak memindah tangankan virus ini kepada siapapun termasuk kepada industri farmasi produsen vaksin.
Dan terakhir virus itu tidak boleh di patenkan oleh WHO.
Dan semua permintaan ini ditolak oleh WHO. Maka terjadi deadlock. Yang pada akhirnya terjadi kesepakatan akan diadakan pertemuan tingkat teknis di Jakarta dengan nama HLTM dan HLM di Jakarta.
Pada pertemuan ini akhirnya disepakati deklarasi Jakarta yang isinya adalah kesepakatan antara pemilik virus dengan WHO dalam virus sharing yang lebih adil dan transparan.
deklarasi ini akan bisa dilaksanakan apabila telah disepakati pada pertemuan tingkat WHA ( World Health Assembly Meeting ). Ini adalah forum tertinggi pengambil kebijakan WHO.
Pada forum inilah Bu Siti barau mengetahui keterlibatan Gates pada persoalan virus ini. sebelum dilaksanakan WHA di Jenewa, diadakan terlebih dahulu pertemuan pembahasan draft agenda yang akan dibahas di WHA forum itu
Pada pertemuan ini hadir perwakilan dari Gates and Melinda Foundation. Dari sinilah kemudian kejanggalan itu. Bukankah WHO adalah perkumpulan organisasi tingkat negara. Dan kemudian apabila Gates and Melinda Foundation hadir sebagai peninjau, kenapa kemudian hanya Gates Foundation saja yang hadir.
Dan lebih menguatkan keterlibatan Gates ini adalah ketika diadakan pertemuan di New Delhi pada tanggal 3 Desember 2007. Disitu David Heymann melobi lagi kepada Bu Siti. Bahwa negara yang terinfeksi virus, akan mendapatkan vaksin secara gratis dari Bill Gates.
Dari sinilah awal mula kecurigaan Bu Siti terhadap bill Gates. Apalagi kemudian. Dilansir dari The New York Times, Gates pada 2015 telah memperingatkan bahwa risiko terbesar bagi umat manusia bukanlah perang nuklir, tetapi virus infeksi yang dapat mengancam kehidupan jutaan orang.
Bahkan Gates juga sempat membahas soal pernyataannya saat menghadiri Konferensi Keamanan Munich, Jerman pada 2017 yang menyatakan bahwa akan ada pandemi global dan dunia tidak siap untuk menghadapi pandemi itu.
Saat ini ia mengaku tengah menjalin kerja sama yang serius dengan para eksekutif industri farmasi untuk memproduksi vaksin agar dapat didistribusikan dengan cepat.
"Tidak ada yang pernah membuat 7 miliar vaksin," tutur Gates.
Dan apa yang dikatakan Bu Siti kemudian adalah sangat relevan ketika WHO telah bermain mata dengan pihak pihak lain untuk kepentingan tertentu terhadap virus itu sendiri.
"Saya tidak mencurigai Bill Gates. Tapi saya mempertanyakan Bill Gates pakai seed virus yang mana untuk membuat vaksin yang akan diuji coba ìtu? Padahal kata Bill Gates membuat vaksin itu membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan [tapi sudah diberitakan Bill Gates mulai uji coba vaksin ke beberapa orang]" kata Bu Siti.
Apalagi kemudian aturan yang telah disepakati pada waktu Bu Siti sebagai anggota executive board WHO dulu, diubah oleh WHO.
Menurut Bu Siti Politik kesehatan sangat berbeda. Dulu WHA (World Health Assembly) sangat berperan dalam keputusan WHO. Sekarang banyak organisasi kesehatan dunia yang lebih dominan. Dan tak pelak lagi organisasi-organisasi itu pasti memerlukan dana yang tidak ketahui dari mana asalnya. Dan ternyata organisasi tersebut tidak ada gunanya ketika terjadi pandemi seperti ini.
Dulu WHO harus konsisten dengan aturan yang ada di IHR (Regulasi Kesehatan Dunia) 2005. Para anggota WHO bisa protes kalau itu dilanggar. Sekarang IHR itu diubah tidak seperti dulu sehingga penetapan pandemik tidak transparan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah... artikel yg menarik sekali, dapat membuka mata tentang virus dan tokoh d belakangnya
bill gates itu sdh kaya, knp dia ingin jualan vaksin? apa msh kurang kaya lg ya dia? dia kan ahli IT dan denger2 dia mengembangkan chips yg bisa ditanam dlm tubuh manusia. hmm... apakah ada benang merahnya dg ini? kalaupun dia bisa menanam chips pd setiap manusia di bumi ini, kira2 apa keuntungannya bagi dia dan teman2nya ya? hmmm... akhir zaman
Terima kasih pak, artikelnya menarik sekali.