Ahmad Prasetyo Aji

Ahmad Prasetyo Aji itu adalah nama yang diberikan bapak saya. Saya dilahirkan di Jember tanggal 3 Desember 1981. Anak tunggal dari ibu yang bernama Muawati ini ...

Selengkapnya
Navigasi Web
CORONA ANTARA PERCAYA, TIDAK PERCAYA DAN KOMPROMI

CORONA ANTARA PERCAYA, TIDAK PERCAYA DAN KOMPROMI

Hari ke 62. Tantangan menulis 90 hari.

CORONA ANTARA PERCAYA, TIDAK PERCAYA DAN KOMPROMI

Sengaja saya mengambil judul yang panjang. Sebabnya bingung saja. Bagaimana menggambarkan apa yang saya imajinasikan kedalam bahasa tulis ini.

Kenapa imajinasi. Bukankah menulis harus berdasar fakta dan realita. Apabila tidak berdasar fakta, bukankah akan menjadi sebuah cerita belaka.

Dan bahkan menjadi sebuah cerita novel dahulu kala.

Tapi bukankah virus ini dinamakan virus novel. Novel corona virus.

Karena ada novelnya, maka saya akan cerita saja. Cerita kisah virus ini. Dari pengalaman teman saya yang positif tertular.

Teman saya ini tinggal di Surabaya. Jenis kelamin perempuan. Sejak 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dia positif tertular virus ini. Tanpa gejala. Tetapi dia tetap harus karantina mandiri.

Sedangkan suaminya juga positif tertular juga. Kondisinya lebih parah. Kondisi badan drop, dan harus dirawat dirumah sakit. Ada penyakit bawaan yang beliau bawa. Ada hipertensi dan diabetes.

Begitu bahayakah sang corona ? Apabila bahaya, kenapa sang istri tanpa gejala, dan sang suami harus dirawat dirumah sakit. Dua hal berbeda pada kasus yang sama. Sama sama tertular sang corona

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Ini keluhan yang dialami sang istri.

Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Dan sang istri pun sekarang sudah lebih baik kondisinya.

Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Ini pula yang dialami oleh sang suami.

Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah.

Berdasar data kematian kasus ini. Saya mengambil data dari informasi website Jatim Covid 19. Disitu terdapat grafik kematian yang diakibatkan oleh penyakit penyerta. 3 besar penyakit itu adalah hipertensi, diabetes dan jantung.

Berdasar pengumuman resmi dari juru bicara gugus tugas penanganan covid 19 ini. Yurianto juga menyebutkan bahwa kasus kematian disertai dengan penyakit penyerta pada pasien yaitu paling banyak hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan seperti asma dan juga penyakit paru obstruktif yang sudah menahun.

Senada dengan Yuri. Dokter Spesialis Syaraf, dr Amanda Tiksnadi SpS (K) menyebutkan berdasarkan laporan-laporan yang ada, sekitar 35 persen pasien Covid-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lainnya.

Dari sini bisa kita bisa menyimpulkan saja. Terutama bagi yang tidak percaya dengan adanya bahaya virus ini.

Virus ini tidak berbahaya bagi mereka yang tidak mempunyai penyakit hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.

Dari mana cara kita mengetahui bahwa kita tidak mempunyai penyakit penyakit ini. Pergilah ke dokter dan segera cek kesehatan.

Dan kemudian virus ini berbahaya bagi mereka yang mempunyai penyakit itu. Berapapun usianya.

Lebih bahaya lagi apabila kita menjadi carrier, atau pembawa virus. Ini ada dua macam type. Pertama, mereka yang ada gejala, dan dinyatakan positif berdasarkan test swab pcr.

Dan yang kedua adalah mereka yang sempat berinteraksi dengan orang yang positif covid 19 tadi, tetapi tidak ada gejala sama sekali. Kasusnya sama dengan yang sang istri teman saya tadi.

Bahayanya adalah apabila orang tanpa gejala ini bertemu dengan orang yang rentan dengan covid 19 ini kemudian tertular. Maka dia akan semakin parah penyakitnya. Seperti suami teman saya itu.

Maka kemudian yang lebih baik adalah kompromi saja. Silakan anda tidak percaya, tetapi berjaga jagalah, agar anda tidak menjadi orang tanpa gejala. Dengan cara mengikuti protokol covid 19.

Bagi yang percaya, selalu mengingatkan kepada yang tidak mematuhi protokol covid 19 ini. Agar mereka tidak menjadi orang tanpa gejala itu.

Dan yang paling penting itu. Bagi yang tidak percaya itu. Ber kompromilah dengan salah satunya tidak menyebar status yang menyesatkan di media sosial. Terutama informasi yang dapat menjadi alat provokasi di dunia maya.

Dan kemudian untuk semuanya. Bersukurlah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak, Mohon maaf lahir dan batin

26 May
Balas

Bermanfaat sekali.... langsung reportase ke pasien...josss

25 May
Balas



search

New Post