Benarkah Diam Itu Emas
Ketika dulu saya belajar seringkali mendengar kata-kata “Diam itu adalah emas”, hal itu terus terngiang di telinga saya waktu itu aku harus diam, aku harus patuh, aku harus nurut apalagi ketika dikelas sering dijak ujuk bernyanyi kalau pagi hari yang isinya ajakan untuk diam mendengarkan bu guru, bersedekap, selalu mendengarkan bu guru, bahkan pada waktu di sekolah menengah pertama ada guru bahasa inggris yang galaknya minta ampun, diajar harus diam mengikuti bacaan guru paham tidak paham diam, itu yang membuat pak guru puas, bahkan ada guru yang saking galaknya guru mengajar sampai pulpen yang jatuhpun tidak berani mengambil, itulah jamanku belajar dulu, apalagi guru matematika yang selalu marah-marah ketika mengajar bikin nyali ciut, bagaimana bisa paham?
Tetapi pada saat sekarang menjadi guru, kaidah dalam pengajaran adalah pengajaran yang komunikatif, bisa dikatakan interaksi dari segala arah, antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa dan sebaliknya, diciptakan komunikasi yang hidup dan menyenangkan, jaman dulu kelas yang sukses adalah kelas yang hening, hanya guru yang berbicara, komunikasi satu arah, dan kebanyakan metode yang digunakan adalah metode ceramah. Apalagi pada era tahun 1966 setelah adanya peristiwa Gestapu ( Gerakan 30 September PKI) banyak pengangkatan guru guru yang penting punya ijazah setingkat SMP sudah bisa menjadi guru, Tamatan pesantren juga bisa langsung menjadi guru, tentunya cara mengajarnya seadanya sekali, catat buku sampai habis, anak tiap hari disuruh menulis dan dinilai itulah guru jaman dulu.
Ternyata sekarang dibutuhkan orang-orang yang pandai bicara bicara itu ada seninya mau jadi dosen, mau jadi guru, mau jadi sales semuanya perlu ketrampilan bicara, ternyata diam itu emas harus diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi, bila di dzolimi jangan diam, ketika ditanya jangan diam, jawablah, ketika dihina jawablah, ketika belajar, bertanyalah, sebab ketika daia bertanya sebenarnya dia sudah menguasai apa yang ia dengar, diam itu sekarang bisa diterapakan ketika berkomentar yang tidak baik melalui media sosial, berhati-hati ketiaka bermedia sosial, kesimpulannya berbuatlah sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana kita harus bicara , dimana kita harus diam, maka ketika kita bisa menerapkan dengan baik, maka diam itu akan tetap menjadi emas, terima kasih
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Makash
Mantaaab..kal saya yang ngajar Matematika nya, insyaallah GK galak PK.. hehehe..
Makasih mba Nurul, nama mu mirip nama muridku dulu, makasih
Makasih mba Nurul, nama mu mirip nama muridku dulu, makasih
Makasih mba Nurul, nama mu mirip nama muridku dulu, makasih