Pada awalnya bermula dan berpangkal dari HMI, lalu kemudian membesar dan beranak-pinak serta kemudian melahirkan beberapa organisasi lainnya. Yaitu Korps HMI-Wati alias Kohati dan Korps Alumni HMI atau KAHMI. Belakangan muncul pula Forum Alumni HMI-Wati, disingkat Forhati dan kemarin mereka merayakan milad yang ke-22.

Himpunan Mahasiswa Islam a.k.a. HMI sebagai organisasi para pelopor itu memang fakta adanya --setidaknya dulu begitu. Ketika dia lahir pada tahun 1947, HMI adalah yang pertama untuk jenisnya. Selepas itu berdirilah berbagai organisasi mahasiswa, baik atas nama kebangsaan, agama maupun sub-agama tertentu.

Lalu pada tahun 1966, tepatnya 17 September, HMI melalui kongresnya di Kota Malang kembali menelurkan kepeloporan, yaitu dengan melahirkan organisasi KOHATI dan KAHMI sebagaimana kita sebut di atas. Jadi pertahun 2020 ini kedua organisasi itu sudah berusia 54 tahun.

Apa yang disebut sebagai Korps HMI-Wati (KOHATI) itu memang unik, dia adalah pertama dari jenisnya. Dia merupakan lembaga di dalam HMI dengan status semi otonom. Tanggung jawabnya ialah berfokus untuk pengembangan kapasitas perempuan atau mahasiswi di internal organisasi HMI. Kini format sejenis sudah lumrah terdapat di banyak organisasi, namun HMI-lah yang paling awal menginisiasi pendiriannya.

Korps Alumni HMI (KAHMI) juga begitu, bahkan mungkin lebih gress lagi. Bisakah anda pikirkan menggalang aktivis yang sudah pensiun? Organisasi ini senyatanya memiliki tupoksi demikian, sebab alumni HMI dengan kapasitas kesarjanaan dan intelektualitas perlu dihimpun sehingga menjadi jamaah yang solid dan semakin terberdayakan.

Dahulu hal begitu tak terpikirkan. Tapi seperti yang kita lihat kini semua organisasi mahasiswa telah mempunyai perkumpulan alumninya sendiri-sendiri. Bahkan organisasi para alumni kini semakin beragam, mulai dari alumni sekolahan hingga komunitas purnawirawan. Sekali lagi, HMI-lah yang memulai semua trend tersebut.

Tak berpuas diri di situ, kalangan alumni aktivis mahasiswi HMI --biasa disebut sebagai HMI-Wati-- kemudian mendirikan pula wadah aktivitas kealumniannya sendiri. Itulah yang kita sebut dengan Forhati, lahir pada situasi reformasi yakni pada tanggal 22 Desember 1998.

Baik KAHMI dan Forhati kini adalah organisasi yang terpisah dari HMI. Maknanya, selain soal kaitan sejarah maka secara formil tak ada hubungan organisatoris keduanya dengan HMI. Masing-masing mengurus dirinya sendiri secara independen. Diantara KAHMI dan Forhati yang memiliki kaitan kepengurusan satu sama lain.

Meski demikian secara bathinnya antar masing-masing organisasi tetap saja saling berkoordinasi. Bahkan KAHMI dan Forhati sering menggelar acara atau suksesi organisasi secara bersama-sama. Toh, masing-masing memiliki tupoksi yang berbeda-beda dan memang tak sama.

Hanya Kohati saja yang hingga kini tetap menjadi bagian dari struktur organisasi HMI. Artinya, seorang aktivis HMI-Wati bisa saja menjadi Pengurus Kohati dan HMI, lalu setelah alumni dia bisa pula beraktivitas di Forhati dan/atau KAHMI.

Keempat lembaga itu kini ada dimana-mana, masih tetap terbesar untuk setiap jenisnya, tapi dalam saat yang sama semakin sering terengah-engah menangkap semangat zaman yang terus berubah. Semoga saja semakin eksis ke depan, dan untuk Forhati: selamat milad! (AAP).