Pembelajaran Berdiferensiasi
Tagur 251
Liburanku cukup di rumah. . Biarkan saudaraku, anakku dan sahabatku yang keliling wisata alam menghirup udara segar, alam nan asri dan memikat hati .
Sementara, aku cukup berkelanana mengelilingi samudera ilmu di depan gawai saja. Ada yang menarik, dari tema kurikulum merdeka'.
Pembelajaran yang merdeka dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya, yakni melalui pembelajaran Berdiferensiasi..
Setiap siswa itu unik dengan minta dan kemampuannya masing-masing. Maka, pendidik mesti bervariasi dalam melayani mereka untuk mencOai tujuan.
Sanggupkah? Memang berat, butuh waktu lama, sumber daya mesti optimal. Tapi bisa dikerjakan, meskipun hasilnya walohua'lam. Belum dievakuasi.
Nah, sekedar ilustrasi saja. Jika akan diuji kemampuan memanjat para binatang, maka siapa yg terbaik . Apakah gajah, ular, ikan, monkey, anjing atau burung.
Nah, jelas monkey kan. Lha ya aneh, mengibaratkan belajar Berdiferensiasi kok kelas animalia. Ya berbeda ..kemampuan pasti nya. Ini yang belajar kan para siswa, ya meskipun anggota binatang juga di dalam kerajaan animalia.
Namun, anggota kelas kan homogen. Human. Hanya beda karakter, beda minat dan potensi akademik. Itulah, perlunya pembelajaran yang mempertimbangkan multikecerdasan para siswanya.
Jadi, setujukah Anda menjalankan pembelajaran Berdiferensiasi ?
Mau be yess or no. Depend on the chosen itsself.
Salam Literasi
Cemara, 7 Juli 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sepakat dan sepaket Uni. Tapi masalahnya bukan pada guru. Sistim yang menuntut demikian. Apakah sistim sudah memberikan kebebasan kepada guru dalam memberikan ujian sesuai dengan kemampuan setiap anak.. Lha gimana jadinya tuh.. haha.. Tetap semangat. Sukses selalu