Agustina Dewi

Guru Kimia tapi nulisnya novel? Kenapa tidak? GALANG THE SCOUT dan REPIHAN TERAKHIR buktinya. No Problem 😎...

Selengkapnya
Navigasi Web
Support System
simposiumgtk2016, wings to fly, igi, gurusiana, support system

Support System

“Mbak, saya bertekad membantu teman-teman. Tahun depan, mbak Agustina harus bisa ikut Simposium.”

“Mbak, sudah mulai menulis belum?”

“Mbak, ini link pedoman INOBEL. Ikut, ya!”

“Mbak, ini pedoman Simposium. Ayo, masih ada waktu.”

“Ini judul PTK. Best Practice itu judulnya harus ringkas, tetapi mengena.” *plus coret, diikuti dengan masukan judul yang “wow” dan saya sendiri tidak terpikirkan.

Kalimat-kalimat di atas muncul sejak akhir 2015. Lucunya, kalimat-kalimat itu masih terus terngiang-ngiang, bahkan setelah peristiwanya sendiri mewujud dan berlalu.

Dari siapa kalimat-kalimat itu?

Tentu bukan dari orang tua atau pengawas saya. Dan yakinlah kalimat-kalimat itu tidak hanya diucapkan pada saya, tetapi juga pada semua teman yang beliau temui. Yepp, kalimat itu disampaikan oleh bunda Istiqomah, guru literasi saya.

Secara fisik kami sebenarnya dekat. Beliau mengajar di sekolah yang bangunannya hanya 30 menit jalan kaki dari rumah saya. Tetapi nyatanya kami berkenalan melalui Facebook, tepatnya dalam forum Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) Jawa Timur. Kami biasa memanggil beliau “Bunda”. Dari Bunda saya mengenal IGI, lomba menulis, ghost writer, dan banyak tetek bengek seputar literasi. Tetapi yang paling saya kagumi dari beliau adalah segala pencapaiannya, sekaligus energi yang sepertinya tidak pernah habis untuk membangkitkan semangat orang lain.

Contohnya, bagaimana beliau mengantar kami di IGI Batu mengirim naskah Simposium. Seingat saya, sejak sebulan sebelum batas pengiriman naskah, beliau sudah sibuk membantu banyak teman. Ada yang langsung dapat apresiasi, ada yang harus revisi.

Naskah saya salah satu yang perlu banyak revisi. Tentu ada kejengkelan, sedih, walau terkagum-kagum dasyat. Kadang rasanya ingin nangis atau bahkan menyerah saja. Nulis naskah serius semacam best practice adalah hal baru bagi saya. Tetapi beliau sudah banyak pengalaman, jadi saya lebih memilih bersikap terbuka.

Seminggu menjelang hari H, naskah saya belum juga kelar. Ditambah dengan kegiatan MGMP yang juga menjelang deadline laporan, saya baru bisa menyelesaikan tulisan pada H-1. Itupun tidak berkesempatan konsultasi lagi karena jadwal bunda juga padat. Jujur, dalam rentang waktu itu saya jarang berani nongol di grup. Semacam ngeri karena teman-teman sudah pada berangkat. He he.

Akhirnya saya nekad. Setidaknya, judul yang beliau berikan saya pakai. Masalah isi, mirip-mirip revisi lah.

Saya mengirim tepat pada hari terakhir, lalu lupakan. Saya kejar menyelesaikan tugas MGMP.

Pada malam pengumuman, saya menonton film Freedom Writer sampai jauh malam. Jaringan internet sengaja dimatikan. Usai film, sudah tengah malam. Paket data menyala dan .... masuklah berderet ucapan selamat dari teman-teman IGI Batu.

Awalnya senang dapat ucapan selamat. Tetapi beberapa menit kemudian berubah menjadi horor. Nah, mengapa horor? Saya tuliskan di tempat yang lain ya. Karena di sini saya mau fokus pada support system.

Apa itu support system? Saya memaknai support system sebagai orang-orang yang membuat api kita tetap menyala. Kalaupun meredup, dia akan tiup sampai menyala lagi. Support system saya dalam dunia literasi adalah bunda Istiqomah, teman-teman IGI Batu yang 'gila' dalam perjuangan positif seperti Pak Ernaz, bu Sri Subekti, Ayah Syam, dan pak Awaludin. Saya juga didukung oleh teman-teman Guru Kutu Buku di SMKN 3 Batu. Tidak ketinggalan bapak Kepala Sekolah yang selalu mengijinkan ikut event literasi. Juga ada teman bernama Eryunpas, yang mensupport saya dengan ucapan “Keep writing. That’s your wings to fly.” Suami, anak-anak, dan keluarga juga memberi me time untuk menulis. Memiliki teman-teman dan keluarga seperti ini, hidup saya jadi lebih hidup.

Apakah tidak ada orang yang menghambat langkah? Tentu. Ada yang mencibir. Ada teman yang belum melihat naskah, sudah menghina duluan. Ada yang menyebut saya pemimpi. Mereka tidak salah, hanya belum tahu. Saya berusaha tidak memusuhi orang-orang jenis ini. Tetapi sebisa mungkin dihindari dalam proses kreatif. Jika saya belum bisa memantik api literasi dalam diri mereka, setidaknya mereka tidak membuat api saya redup, apalagi mati.

Penulis pemula, penulis tingkat lanjut, atau penulis profesional, saya pikir tetap perlu memiliki support system. Apapun jenis dan bentuknya. Siapapun itu.

Jika merasa belum memiliki, ya dibuat. Caranya? Perbanyak pertemanan dengan orang-orang 'gila' literasi seperti nama-nama yang muncul dalam gurusiana. Ikuti organisasi yang bisa memfasilitasi kita memajukan diri seperti IGI. Dan temukan teman-teman yang menginspirasi sekaligus jago ngompori seperti Bunda Istiqomah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang mantab dan menginspirasi. Dengan supoort system InsyaAllah langkah kian pasti untuk menggapai mimpi. Dan kini mimpi itu menjadi nyata. Bu Agustina sudah berhasil menembus Simposium dan kini pun menjadi Guru Penulis yang kereeeen. Congrats ....

17 Mar
Balas

Aamiin. Terima kasih Pak Leck. Semoga bisa terus istiqomah belajar dan tetap rendah hati. Seperti panjenengan dan guru2 kami di IGI dan Gurusiana

17 Mar

Tim 9 Insya Allah bakal jadi support system yang wokey bangedd.

18 Apr
Balas

Setuju... benar bu... support system sangat diperlukan.. apalagi penulis pemula seperti sy... untuk menempa keberanian dan pede dlm menulis...

18 Apr
Balas

Pengalaman nyata yang umumnya memang seperti itu. Ada yang support. ada yang melemahkan, bahkan meremehkan. Inspiratip...sukses terus bu.

17 Mar
Balas

Iya. Berpasangan. Jika ada yang menguatkan, juga ada yang melemahkan. Sukses juga buat Ibu Effi

17 Mar



search

New Post