SEDERHANA DAN BERSAMA
#TantanganGurusianaHariKe-6
Setiap manusia hidup pasti mengalami pasang surut kehidupan. Kadang berkelibahan harta, berkecukupan dan kadang kekurangan. Untuk merasa berkelebihan harta, bersyukurlah karena Allah menitipkan harta kepadanya, yang penting dengan dititipkkanya harta jangan sampai melalaikan kewajiban manusia kepada Tuhannya. Bagi yang berkekurangan, bersabarlah bahwa itu adalah sebagai bentuk ujian yang diberikan oleh Allah kepadanya. Hal yang terpenting adalah jangan sampai kita menjadi manusia yang kufur atas nikmat yang diberikan Nya.
Ada kalanya pada saat orang berkekurangan, orang mengambil jalan pintas dengan cara berhutang. Atau bahkan mengambil gaji kepada atasan kita dengan cara kasbon dengan catatan gaji bulan depan diambil sekarang untuk menutupi kekurangan pada saat ini. Tanpa ada garansi dan berpikir apakah kita masih hidup sampai bulan depan??
Ada sebuah kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dari seorang Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz. Diriwayatkan dalam sebuah kisah ketika putri dari Umar bin Abdul Aziz masuk ke kamar ayahnya dalam keadaan menangis, pada saat itu ia masih kanak-kanak muda belia. Dan waktu itu adalah hari raya kaum muslimin, dimana setiap orang merayakannya dengan suka cita.
Umar pun bertanya pada putrinya tersebut, ”wahai putriku, apa yang membuatmu menangis?” Putrinya menjawab, “Hari ini adalah hari raya kaum muslimin, teman-temanku mereka memakai pakaian baru, sedangkan aku sebagai putri seorang amirul mukminin, pakaianku lusuh dan sudah lama.
Umar bin Abdul Aziz pun tersentuh dengan tangisan putrinya, akhirnya dia beranjak dari kamarnya dan menemui bendahara baitul maal pada saat itu dan berkata, ”Wahai penjaga, Apakah kamu ijinkan aku untuk mengambil gajiku bulan depan sekaranag?’ Penjaga tersebut menjawab, ”Tidak wahai amirul mukminin”. Kemudian Umar menceritakan keadaannya kepada sang penjaga tersebut, dan penjaga tersebutu menjawab, “Kalau begitu tidak mengapa wahai Umar, tapi dengan satu syarat”. Umar menjawab, “Apa syarat itu wahai penjaga? “Dan penjaga pun menjawab, “Syaratnya anda memberikan jaminan bahwa Anda masih hidup sampai bulan depan dan bekerja sampai bulan depan untuk mendapatkan gaji Anda seperti yang anda minta”.
Mendengar jawaban sang penjaga, Umar lantas pergi meninggalkannya dan pulang, sesampai di rumah, ia ditanyai anak-anaknya, “Wahai bapakku, apa yang terjadi dengan dirimu? Ia menjawab, anak-anakku Apakah kalian mampu bersabar sehingga kita bisa masuk surge bersama-sama, atau kalian tidak mampu bersabar, sehingga bapakmu ini akan masuk neraka?. Mereka pun menjawab, kita akan bersabar wahai ayah.
Langkat, 24/03/2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku ingin tetap bersamamu pak guru.
iya buk guru