#TantanganGurusianaHarike-2

Ketika sekolah diliburkan selama 14 hari, siswa tetap harus melanjutkan pelajaran secara mandiri di rumah. Merupakan sebuah keputusan yang sangat berat dirasakan bagi sebagaian orang tua. Tetapi hal ini harus dilakukan sebagai upaya untuk memperkecil penyebaran virus corona (covid-19) yang mengglobal seperti sekarang ini. Kegiatan belajar mengajar terhenti dan peran guru disekolah digantiakn dengan peran orang tua sebaga guru bagi anaknya di rumah Konsekwensinya adalah orang tua dirumah harus bisa menjadi guru bagi anak-anaknya dirumah pada masa tersebut. Berbagai kegiatan yang harus diawasi seperti mengerjakan tugas ataupun hal-hal lainnya yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar yang tertunda yang seharusnya diselesaikan di sekolah bersama guru.

Harus diakui bagi sebagaian orang tua tersebut bahwa rupanya gak gampang untuk menjadi guru bagi anak-anaknya dirumah. Banyak orang tua yang repot menghadapi anaknya belajar dirumah, belum lagi ditambah dengan terbengkalainya tugas pekerjaan rumah disebabkan mengawasi anaknya belajar.

Mari kita ambil sisi positif dari isu virus corona dengan “dirumahkannya” siswa belajar, yakni orang tua bisa memahami bahwa mengajar dan mendidik itu bukanlah sebuah tugas yang mudah. Menghadapi seorang anak saja sudah repot, bagaimana menghadapi anak satu kelas yang memiliki karakter berbeda-beda. Besar harapan tidak lagi terjadi orang tua yang marah akibat anaknya diberikan hukuman oleh guru akibat tidak disiplin dan patuh dengan aturan sekolah. Tidak ada lagi orang tua yang melaporkan guru ke polisi atau meneror karena anaknya dipotong rambutnya, ditegur oleh guru atau hukuman lainnya yang sifatnya mendidik.

Mudah-mudahan orang tua bisa memahami bahwa hukuman yang diberikan oleh guru sebenarnya adalah untuk mendidik anaknya agar menajdi orang yang disiplin bukan karena perkara yang lainnya.

Langkat, 20/03/2020