Di halaman rumah kami terdapat 3 pohon nangka dengan ukuran lumayan besar. Ketiganya berdiri dengan kokoh di samping rumah, berbatasan dengan saluran irigasi yang sudah tidak berfungsi lagi. Ketika datang musim panen, hasilnya luar biasa. Buah yang dihasilkan cukup banyak dan yang lebih penting rasanya sangat legit. Pokoknya bikin ketagihan rasa manisnya.

Satu hal yang sampai saat ini membuat kami heran. Dahulu sebelum kami tinggal di tempat ini, hasil pohon nangka tersebut tidak sebagus dan semanis ini. Kami kenal betul dengan pohon nangka tersebut, karena hampir setiap hari melewatinya. Rumah yang sekarang kami tempati sebelumnya adalah .sebuah kebun milik warga sekitar perumahan. Dan kebun tersebut merupakan jalan pintas dari perumahan yang kami tempati menuju jalan besar. Sehingga setiap kami lewat pasti mata ini sengaja atau tidak menengok ke pohon nangka tersebut.

Setiap melintas selalu kami geleng-geleng kepala melihat beberapa buah nangka yang jatuh di sekitar pohon. Kami pernah mencoba untuk mengambilnya, ternyata buahnya seperti hancur seperti bubur. Sedangkan yang masih di atas pohon pun nampak busuk dan dengan bentuk buah yang tidak bagus. Pemilik kebun sendiri tidak pernah mengurusnya, sehingga kondisi kebun tersebut hanya di penuhi rerumputan liar.

Namun ketika kami mampu membeli tanah tersebut dengan tabungan kami, dan membangun sebuah rumah sederhana semuanya berubah. Ketiga pohon nangka tersebut berubah total perilakunya. Buah yang dihasilkan semakin banyak dan manis-manis rasanya. Padahal kami tidak melakukan apapun pada pohon tersebut. Kami hanya rajin membersihkan rumput liar di bawahnya, dan rajin menyapu berbagai kotoran yang ada. Ternyata tumbuhan juga membutuhkan kasih sayang.