Apalah artinya perpustakaan yang lengkap dengan fasilitas dan sarana serba modern serta dikelolah oleh orang yang profesional di bidang perpustakaan, jika sepi dengan pengunjung. Sehingga perpustakaan bagiakan gudang tempat menyimpan buku saja yang jarang dikunjungi oleh siswa dan warga sekolah lainnya. Perpustakaan tidak lebih dari tempat memamerkan buku-buku tanpa pernah disentuh oleh pembaca. Jika ini terjadi alangkah meruginya usaha keras yang dilakukan oleh pengelolah perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaan.

Menjadi sebuah tantangan sekaligus tugas berat bagi kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh warga sekolah dalam membudayakan membaca di dalam dirinya. Berawal dari keterpakasaan membaca karena adanya program yang harus dilakukan oleh warga sekolah lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan. Program literasi yang dilaksanakan di sekolah akan memaksa setiap warga sekolah untuk turut serta secara aktif mensukseskan program tersebut.

Menanamkan budaya baca dalam diri setiap individu awalnya memang terasa berat dan susah, karena selama ini kita sudah terbiasa dengan budaya bicara, budaya santai dan budaya nonton sehingga butuh kerja keras untuk merubahnya. Perlahan namun pasti usaha terus dilakukan dengan menyisikan waktu untuk membaca setiap hari selama satu jam. Dengan mamaksa sedikit melakukan aktifitas membaca selama satu jam setiap harinya akan menjadi kebiasaan. Pengalaman yang mengesankan yang diproleh dari kegiatan membaca itu akan menambah wawasan keilmuan yang kita miliki.

Waktu untuk membaca yang hanya satu jam terasa sangat kurang, karena kebiasaan membaca sudah mulai terasa manfaatnya. Sehingga butuh tambahan waktu lebih lama lagi agar kebutuhan akan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap dapat terpenuhi. Nah, jika membaca sudah menjadi sebuah kebutuhan maka ini menjadi sebuah gerakan untuk meningkatkan jumlah pengunjung di perpustakaan.

Pengelola perlu pula mayadari bahwa dengan meningkatnya budaya baca di kalangan warga sekolah harus juga diiringi dengan penambahan koleksi buku-buku baru yang menarik. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kejenuhan di kalangan warga sekolah karena buku yang ada di perpustakaan yang itu-itu saja.

Disamping itu pengelola perpustakaan meluncurkan program pemberian penghargaan kepada siswa putra dan putri yang paling sering berkunjung ke perpustakaan. Mereka diberikan penghargaan dan ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah sebagai pengunjung tersering di perpustakaan. Ini penting dilakukan oleh manajemen sekolah melalui pengelola perpustakaan dengan harapan untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung.

Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan instansi luar untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang terbukti berprestasi dalam program literasi di sekolah. Sebagai contoh dapat dijalin kerjasama dengan pihak perbankan. Perbankan menawarkan produk menabungnya untuk siswa, dan manajemen sekolah meresponnya dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut menabung di bank sambil disampaikan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Selanjutnya manajemen sekolah menawarkan pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi dalam program literasi membaca. Jika sudah disepakati makak kerjasama itu dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama kedua belah pihak yang saling menguntungkan.

Pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi di bidang literasi membaca dilakukan pada saat moment penamatan. Manajemen sekolah memberikan kesempatan kepada pihak perbankan untuk menyampaikan produk perbankan kepada orangtua siswa yang hadir. Dengan acara seperti ini akan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Penambahan buku baru dapat juga dilakukan dengan menggalang kerjasama dengan orangtua siswa untuk berpartisipasi menyumbangkan buku ke pustakaan sekolah. Upaya lain adalah dengan memasukkan program pengadaan buku-buku baru di RKAS setiap tahunnya. Dengan melaksanakan kedua cara ini maka ketersediaan buku-buku baru di perpustakaan tetap terjaga.

Pengelola perpustakaan juga bertanggung jawab untuk mempertahankan konsistensi pelaksanaan budaya baca di sekolah dengan melakukan rotasi buku-buku di kelas secara berkala. Buku-buku yang tersedia di sudut baca setiap kelas harus dilakukan pertukaran agar siswa tidak jenuh membaca buku itu-itu saja. Dengan buku baru hasil rotasi dari kelas lain akan lebih meningkatkan minat siswa untuk membaca.

Bersama dengan kepala perpustakaan kepala sekolah melakukan Gerakan one book one man pada setiap acar reuni yang dilaksanakan oleh alumni. Upayah ini cukup urgen dilakukan mengingat banyak alumni yang memiliki buku-buku menarik yang sudah dibaca untuk disumbangkan kepada adik-adiknya di sekolah. Kepala perpustakaan menjelaskan kepada alumni kemajuan yang telah dicapai oleh perpustakaan sekolah. Termasuk pelayanan dengan menggunakan sistem aplikasi, diharapkan dengan adanya penjelasan itu para alumni akan lebih tertarik untuk memberikan sumbangan untuk pengembangan perpustakaan sekolah.

Disamping upayah yang dilakukan secara mandiri untuk menambah koleksi buku-buku perpustakaan, upayah yang tak kalah pentingnya adalah mengajukan bantuan kepada pemerintah untuk pengadaan buku-buku bacaan melalui program DAK.

Upayah lain adalah menggalang penulis pemula untuk menyumbangkan buku tulisannya. Biasanya penulis pemula mencari wadah untuk menyumbangkan bukunya agar banyak dibaca orang. Peluang itu harus dimanfaatkan oleh pengelola untuk menambah koleksi di perpustakaan.

#TantanganMenulis60Hari

#TantanganMenulisGurusiana

#TantanganMenulisHariKe-49