Agus Salen

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Survei PISA (TantanganHari ke-34)

Mengenal Survei PISA (TantanganHari ke-34)

PISA merupakan singkatan dari Programme of Internasional Student Assessment adalah suatu studi internasional di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). PISA bertujuan untuk mendorong negara-negara anggota untuk saling belajar satu dengan lainnya mengenai system pendidikan sehingga mampu membangun kultur persekolahan yang lebih baik dan inklusif secara efektif.

Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74, atau peringkat keenam dari bawah. Ada tiga kompetensi dasar yang disurvei oleh PISA yaitu kompetensi Sains, kompetensi Matemamtika dan kompetensi membaca. Hasil survei ketiga kompetensi tersebut semuanya berada di bawah rata OECD.

Pada kategori Sains, Indonesia memperoleh skor 396, jauh di bawah rata-rata skor OECD yaitu sebesar 489. Perolehan skor tersebut menempatkan Indonesia di peringkat sembilan dari bawah (diikuti oleh 71 negara). Indonesia berada di atas Arab Saudi yang memiliki rata-rata skor 386. Peringkat satu diduduki China dengan rata-rata skor 590.

Kategori kemampuan Membaca, Indonesia berada pada peringkat enam dari bawah atau peringkat 74. Skor rata-rata Indonesia adalah 371. Capaian ini berada di bawah rata-rata OECD yaitu 489. Indonesia berada di bawah Panama yang memiliki skor rata-rata 377. Peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor rata-rata 555. Posisi kedua ditempati oleh Singapura dengan skor rata-rata 549 dan Makau. Sementara Finlandia yang kerap dijadikan percontohan sistem pendidikan, berada di peringkat tujuh dengan skor rata-rata 520.

untuk kategori Matematika, Indonesia berada di peringkat tujuh dari bawah (73 negara peserta) dengan skor rata-rata 379. Indonesia berada di atas Arab Saudi yang memiliki skor rata-rata 373. Kemudian untuk peringkat satu, masih diduduki China dengan skor rata-rata 591.

Dari 80 negara yang disurvei PISA Indonesia berada di rangking 74 jauh berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Survei PISA dilakukan setiap tiga tahun sehingga survei PISA selanjutnya dilaksanakan pada tahun 2021.

Survei PISA ini meneliti remaja 15 tahun dari negara-negara yang tergabung dengan OECD untuk mengukur kemampuan belajar lewat serangkaian tes. PISA tidak hanya memberikan informasi tentang benchmark Internasional tetapi juga informasi mengenai kelemahan serta kekuatan siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Item Test memadukan antara proses pemecahan masalah (problem solving process) dengan Kolaborasi Kompetensi Pemecahan masalah (collaborative problem-solving competencies) yang dinilai dalam 4 rentang score kemampuan.

Target penilaian pemahaman membaca: (1) teks narasi, (2) teks deskripsi, (3) teks eksposisi, (4) teks eksplanasi, (5) teks laporan, (6) teks prosedur, (7) teks pengayaan-mixed genre.

Target penilaian Matematika: (1) pola bilangan, (2) persamaan dan rumus, (3) bentuk aljabar, (4) bilangan cacah dan bilangan bulat, (5) peluang, (6) interpretasi data, (7) pengaturan dan representasi data, (8) pengukuran, (9) bentuk-bentuk geometris, (10) lokasi, pergerakan, dan spasial, (11) rasio, proporsi dan persentase, (12) pecahan dan desimal

Target penilaian IPA: (1) gaya dan gerak, (2) perubahan pada lingkungan, (3) perkembangan dan siklus hidup organ, (4) keanekaragaman, adaptasi dan seleksi, (5) ekosistem, (6) struktur, fungsi dan proses pada organisme, (7) karakteristik dan klasifikasi makhluk hidup, (8) jenis, sumber, dan konversi energi, (9) panas dan suhu, (10) kesehatan manusia, (11) cahaya dan optik, (12) listrik dan magnet, serta (13) wujud benda dan perubahan fisika.

Para siswa yang diuji oleh PISA berusia antara 15 tahun dan 3 bulan dan 16 tahun dan 2 bulan pada awal periode penilaian. Untuk memenuhi persyaratan OECD, setiap negara harus mengambil sampel minimal 5.000 siswa. Di negara kecil seperti Islandia dan Luksemburg , di mana terdapat kurang dari 5.000 siswa per tahun, seluruh kelompok usia diuji. Beberapa negara menggunakan sampel yang jauh lebih besar dari yang dibutuhkan untuk memungkinkan perbandingan antar kawasan.

Setiap siswa mengikuti tes berbasis komputer selama dua jam. Bagian dari tes ini adalah pilihan ganda dan sebagian lagi melibatkan jawaban yang lebih lengkap. Ada enam setengah jam materi penilaian, tetapi setiap siswa tidak diujikan pada semua bagian. Setelah tes kognitif, siswa yang berpartisipasi menghabiskan hampir satu jam lagi untuk menjawab kuesioner tentang latar belakang mereka termasuk kebiasaan belajar, motivasi, dan keluarga. Direktur sekolah mengisi kuesioner yang mendeskripsikan demografi sekolah, pendanaan dan lain-lain.

Indonesi sudah empat kali mengikuti surveI PISA dengan hasil sebagai berikut. Hasil survei PISA pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di urutan ke-57 dari 65 negara. Survei PISA tahun 2012, Indonesia berada pada peringkat Ke-64 dari 65 Negara. Survei PISA tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat Ke-64 dari 72 Negara. Dan survei PISA 2018, Indonesia berada pada peringkat ke-74 dari 79 negara.

Rangking terbaik Indonesia selama mengikuti survei PISA adalah mencapai rengking 57 pada tahun 2009 dan melorot tajam pada tahun 2018 hanya mampu berada pada rangking 74. Hal ini menunjukan bahwa masih perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran pada kompetensi literasi dan numerasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis jawaban siswa pada simulasi survei PISA. Hasil analisis soal dan jawaban siswa tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pembelajaran.

https://www.kanal73.com/news/survei-pisa-terbaru-indonesia-berada-di-peringkat-74/index.html

https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/tentang-pisa/

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Programme_for_International_Student_Assessment&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

#TantanganMenulisGurusiana

#HariKe-35

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap reportasenya pak Agus. Ternyata pak Agus jg ikut Yaa. Sayangnya beda tempat ya pak. Jd nda bisa diskusi. Hhehe

18 Oct
Balas



search

New Post