BENTANGKAN LAYAR (47)
Hari yang paling dinantikan seluruh Capratar akhirnya tiba. Pagi itu kesibukan sudah nampak di barak. Seluruh Capratar ingin tampil sempurna dalam seragam upacara yang dikenakannya. Berulang kali Koko mematut diri di cermin. Dia ingin terlihat gagah dalam balutan seragam biru putih upacara. Sepatunya sudah sejak semalam disemirnya hingga mengkilap. Baju dan celana juga sudah licin diseterikanya tadi malam. Pukul 07.00 WIB seluruh Capratar sudah berbaris rapi di daerah persiapan upacara. Mereka semua berdiri mematung tanpa berani bergerak. Perintah pelatih dan taruna senior yang membawa barisan benar-benar mereka ikuti. Koko diam mematung, hanya matanya yang bergerak ke kanan dan ke kiri mencari keluarganya. Saat itu keluarga Capratar sudah membanjiri lokasi daerah persiapan. Koko tak bisa menemukan keluarganya sampai barisannya mulai bergerak menuju lapangan Sapta Marga.
Menjelang masuk ke lapangan, Koko mendengar suara memanggilnya. “Mas Koko, mas….mas!” suara tersebut semakin jelas mendekatinya. Koko sama sekali tidak berani menoleh. Dia hanya memberikan tanda menggunakan kedua matanya. Adiknya mengerti tanda yang diberikan Koko, memanggil bapak dan ibunya. Rasa bangga terlihat dari wajah kedua orangtuanya, termasuk adiknya. Namun kebahagiaan itu harus tertunda, pasukan sudah mulai berjalan masuk lokasi upacara. Upacara pelantikan dilaksanakan penuh hikmat dan berjalan lancar. Selesai upacara pelantikan, Pratar dikumpulkan dalam barisan sesuai matra masing-masing. Koko bergabung dengan barisan Pratar matra laut lainnya. Mereka mendengarkan pengarahan dari Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) saat itu. Koko begitu tersentak dengan pesan Gubernur AAL bahwa pelantikan tersebut adalah langkah awal bagi Pratar. “Mulai saat ini, bentangkan layar kalian untuk arungi kehidupan sebagai calon pemimpin TNI Angkatan Laut !” ujar beliau.
Pesan tersebut begitu menghentak sanubari Koko. Perjuangannya belum selesai. Pelantikan menjadi Prajurit Taruna hanyalah sebuah langkah awal sebelum menjadi Perwira TNI AL. Saat ini memang día sudah menyandang pangkat prajurit Taruna, namun perjalanan masih panjang. Dia harus membentangkan layar, mengembangkan semua potensi diri yang dimilikinya hingga nanti dilantik menjadi Perwira TNI AL. Perjalanan menjadi seorang taruna tentunya akan lebih terjal dari sebelumnya. Pengarahan Gubernur AAL begitu mendalam baginya. Perlahan redup euforia kebanggaan yang sempat muncul dalam dirinya. Perjalanannya masih panjang, layar harus tetap terkembang agar mampu mengarungi lautan sebenarnya. Koko sudah menjadi Prajurit Taruna Laut, pantang baginya berputar haluan. (Tamat).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
KIsah yang inspiratif,... Salam sukses selalu.
terima kasih pak, salam sehat dan sukses selalu
Kisah yang luar biasa.Teringat dulu saya pak pernah ikut daftar AL tapi Gagal. Tidak ditakdirkan jadi AL.
Terima kasih ibu, tetap semangat dan berkarya dimanapun dan menjadi apapun
Yes pak. Terimakasih motivasinya