ARUNGI SAMUDRA (10)
Tepat pukul 12 malam…… Bllllaaarrrr !!! bunyi ledakan memekakkan telinga terjadi di Komplek Wiratno. Disusul bunyi rentetan tembakkan dan teriakan-teriakan taruna senior di ruangan Pratar. “Bangun Pratar, Segera kenakan baju PDL kalian!”. Rasanya Koko belum lama istirahat, kesadarannya belum pulih benar dari tidurnya. Namun refleksnya segera mengganti baju tidurnya dengan baju doreng yang digantungnya disamping tempat tidur. Sepatu PDL sudah día letakkan sedemikian rupa memudahkan untuk diraih. Kecurigaannya pada situasi yang ada membuahkan hasil. Koko bisa dengan segera mengganti pakaiannya, mengenakan semua perlengkapan dan berlari menuju lapangan apel sesuai instruksi teriakan-teriakan taruna senior.
Rentetan tembakkan senapan masih terus berbunyi, pukulan-pukulan pada almari pakaian serta bunyi sirine yang meraung-raung semakin membuat Pratar bergegas dalam kepanikan yang luar biasa. Tengah malam buta mereka diperintahkan untuk menuju lapangan apel serta menempati posisi intai yang sudah dibagikan sebelumnya. Setelah seluruhnya ada dillapangan, Pratar diperintahkan berbaris dan mengambil jarak dua lengan. Perlengkapan yang dikenakan Pratar menjadi obyek pengecekkan. Koko melihat berbagai kejadian lucu dalam pendadakan pertama kala itu. Ada rekannya si Purwanto yang membawa bantal di lapangan. Ada Beno yang masih mengenakan piyama dibalik baju dorengnya. Ada yang mengenakan sepatu dua-duanya sebelah kiri. Ada yang memakai sepatu olahraga dan sebagainya.
Selesai pengecekkan, Pratar diperintahkan mengambil kelengkapan yang masih kurang. Tentunya mengambil kelengkapan tersebut harus ditebus dengan tindakkan seperti merayap, jalan jongkok dan jungkir ke depan. Sambil menunggu rekan lainnya yang masih mengambil perlengkapan, Pratar yang sudah lengkap memakai perlengkapannya diperintahkan mengambil sikap jongkok militer. Jongkok militer dilakukan dengan salah satu kaki berada di depan menjadi tumpuan tangan, kaki lainnya dilipat dibelakang menjadi tumpuan tubuh. Badan harus tegak tanpa ada gerakan. Sebuah gerakkan sederhana yang ternyata tak mudah dilakukan. Pratar harus bisa mematung jika tak ingin merasakan pukulan pada helm yang dikenakan. Setelah semua lengkap berada di lapangan, Pratar diperintahkan berdiri, dibentuk dalam barisan berbanjar. “Maju…..jalan!” perintah Taruna senior pembawa barisan. Koko tak tahu mereka akan dibawa kemana. (Bersambung).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Latar cerpen nan menawan. Orang umum mendapat gambaran kehidupan dan suasana dunia lain. Mantap, Pak.