
Medsos dan Debu yang Berterbangan
Tema ini sebenarnya adalah tema yang sensitif. Artinya, jika ditulis maka bisa membuat baper sebagian orang. Bagaimana tidak? Fenomena debu yang berterbangan ini kini dapat kita amati gejalanya dengan mudah di berbagai tempat. Terlebih di media sosial (medsos).
Istilah atau perumpamaan "debu yang berterbangan" bisa kita dapatkan di dalam Al Quran. Tepatnya di surat Al Furqan ayat 23. Perumpamaan ini digunakan untuk menyebut amal kebaikan yang disangka ada, tetapi sebenarnya tak diperhitungkan-Nya. Perumpamaan lain yang digunakan dalam Al Quran adalah "bagaikan fatamorgana". Fatamorgana yang disangka air menjadi perumpamaan amal kebaikan yang sia-sia.
Lantas, Mengapa Amal Menjadi Sia-sia
Amal dalam perspektif Islam dinilai sia-sia jika tidak memenuhi syarat diterimanya amal. Ada dua syarat diterimanya amal kebaikan. Pertama, amal kebaikan kita laksanakan secara ikhlas, tak ada niat lain. Kedua, amal kebaikan harus sesuai dengan syariat atau ajaran Islam. Artinya, kita tidak diperkenankan membuat aturan sendiri tentangnya.
Amal kebaikan akan menjadi sia-sia ketika tidak ada keikhlasan meski sesuai syariat. Amal kebaikan juga akan sia-sia ketika tidak sesuai syariat meski dilakukan secara ikhlas. Apalagi jika amal kebaikan tidak memenuhi kedua syarat diterimanya amal tersebut.
Media Sosial dan Amal yang Sia-sia
Tantangan keikhlasan saat ini terasa semakin berat. Di era maraknya media sosial keikhlasan pun dipertaruhkan. Berbagai status maupun foto tentang ibadah yang sedang dijalankan menjadi indikatornya. Selfie saat ibadah haji atau umroh kemudian dishare, status sedang sholat malam, posting telah membaca sekian halaman Al Quran, dan sebagainya. Fenomena yang marak kita temukan saat ini.
Sebenarnya bukan ranah kita menghakimi keikhlasan seseorang. Namun, saling mengingatkan akan kebaikan adalah tugas kita bersama. Menjaga ibadah agar utuh pahalanya tentu bukan hal yang mudah. Maka, perlu evaluasi bersama untuknya.
Jangan ada lagi ibadah yang sia-sia. Bagaikan debu yang berterbangan. Ringan dan mudah terhempas. Begitulah karakter amal kita. Kecil dan ringan di hadapan-Nya. Maka, jagalah yang kecil ini agar tetap ada.
Pengingat untuk diri sendiri
Bakda subuh, 4 September 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tausyiah yang luar biasa
Taushiyah untuk diri sendiri dan semoga bermanfaat utk yang lainnya...