KORUPSI TIDAK HANYA TENTANG MATERI

Perilaku Korupsi dan suap menyuap sepertinya sudah tidak asing di telinga kita. Hampir setiap waktu mungkin kita sering melihat kedua tindakan tersebut terjadi. Berbagai media masa sudah sering memberitakannya. Dari instansi pemerintah hingga dunia pendidikanpun sepertinya tak bisa lepas begitu saja dari kedua tindakan tersebut. Selain melihat bahkan mungkin saja kita juga kerap kali melakukannya, dari yang bersifat kecil sampai besar.

Selama ini, kita mungkin beranggapan bahwa tindakan korupsi dan suap menyuap selalu hal yang bernilai materi atau berhubungan dengan uang bahkan jabatan sekalipun. Padahal tindakan korupsi bisa saja dilakukan dengan bentuk lain. Yang tanpa sadar mungkin sering kita lakukan selama ini. Bahkan seorang pendidikpun bisa menjadi pelaku kedua hal tersebut. Sebagaimana kita tahu, dunia pendidikan memang tak luput dari tindakan korupsi dan suap menyuap. Sudah banyak kasus yang terjadi yang kita saksikan selama ini. Seperti contoh hal yang berkaitan dengan pengangkatan pegawai negeri sipil (PNS) selalu dibumbui dengan tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya ada. Padahal sejatinya perilaku tersebut seharusnya bisa kita perangi. Bahkan di negeri kita telah terbentuk lembaga yang mengurusi perilaku tersebut.

Kita mungkin bukan pekerja yang mengabdi di lembaga-lembaga pemerintahan yang sering dikaitkan atau rentan dalam melakukan tindakan korupsi dan suap menyuap. Namun apakah betul kita bukan pelaku kedua perilaku tersebut? yang betul-betul selamat dari tindak perilaku korupsi dan suap menyuap?. Mungkin jawabannya bisa iya kalau dikaitkan dengan materi (uang). Tetapi kalau dihubungkan dengan hal lain, kita bisa saja termasuk pelaku korupsi. Seperti terhadap waktu, kita bisa dikatakan sering korupsi dengan waktu. Tidak menggunakan waktu mengajar, Mengurangi jam mengajar, sering terlambat dan lain sebagainya. Hal tersebut juga bisa dikatakan sebuah tindak korupsi yang bisa merugikan bagi banyak orang. karena korupsi tidak harus selalu dalam bentuk tindak pidana.

Perilaku korupsi bisa berakibat buruk terhadap yang lain. seperti halnya di sekolah Jika seorang kepala sekolah melakukan korupsi waktu dan pekerjaan misalnya, maka akan menjadi teladan buruk bagi gurunya. Dan jika guru melakukan korupsi waktu, maka pasti akan jadi contoh buruk pula bagi muridnya. Hal tersebut pastinya akan terus berlanjut. Apalagi jika kita tercatat sebagai aparatur sipil negara (ASN) tentunya perilaku tersebut bisa juga merugikan keuangan negara. Ya jika kita sebagai pekerja di yayasan, kita juga merugikan keuangan yayasan. Artinya dengan begitu kita juga korupsi materi (uang). Ya ternyata bahwa dunia pendidikanpun tidak lepas dari perilaku korupsi.

Namun tentunya, sebagai pendidik kita ingin terus menanamkan nilai-nilai baik yang nantinya mampu dicontoh oleh siswa-siswi kita. Salah satunya dengan tidak melakukan korupsi terhadap waktu dan terus melakukan pencegahan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai integritas dalam diri pribadi. yakinlah bahwa pekerjaan yang lakukan adalah amanah yang harus kita pertanggungjawabkan kelak. Pertanggungjawaban terhadap manusia di dunia dan terhadap Tuhan kelak di akhirat. Seseorang yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan, pasti tidak akan melakukan korupsi waktu.

Oleh sebab itulah, mari kita perangi tindak korupsi dari hal terkecil, yakni dengan terus berdisiplin waktu dalam melakukan sebuah pekerjaan. Yakinlah bahwa semua yang tengah dijalani adalah amanah dari Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan. Waalahu’alam.