Pada tahun 2006, menjelang kelulusan SMA, banyak teman saya yang bercita-cita ingin masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang bermacam-macam. Sebagai seorang siswa, saya mengagumi salah seorang guru kimia saya yang bernama Bu Diana. Beliau jarang sekali marah dikelas, bahkan saat tambahan pelajaran saya sering tertidur dikelas, beliau membiarkan saya karena beranggapan saya sudah terlalu Lelah dengan pelajaran yang ditempuh setelah seharian berkutat disekolah. Namun, hal itu sangat membekas di ingatan saya, dan kemudian hari saya bercita-cita ingin menjadi seorang guru, tetapi bukan guru kimia tentunya karena menurut saya mata pelajaran kimia terlalu susah untuk dipahami.

Setelah menempuh jalur SBMPTN dengan seleksi yang lumayan ketat, akhirnya saya diterima di Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang dan mau tidak mau akhrinya saya menjadi guru kimia, sejak lulus tahun 2010 sampai dengan sekarang, saya sudah mengajar kimia kurang lebih 11 tahun. Saya ingin menjadi guru dan Ketika saya menjadi guru, ada lebih banyak pekerjaan terutama dalam hal administrasi yang harus kita siapkan. Beruntung bagi saya, karena dibantu oleh Bapak Suwardi yang menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru, peran administrasi dan tentu saja karakteristik para rekan guru dan siswa. Tapi kebanyakan, saya belajar dengan mengamati bagaimana seorang guru berinteraksi dengan para siswa dan tetap mengurus administrasi secara professional namun tetap ramah dengan rekan kerja juga.

Saya menjadi tersadar betapa tanguh dan hebatnya seorang guru dalam mengelola manajemen waktunya dengan baik, bahwa semua hal pekerjaan harus tuntas tetapi juga harus berjalan beriringan dengan tugas tambahan lainnya. Karena guru melakukan banyak hal yang seringkali tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang, terutama disaat masa pandemi sekarang. Kemajuan teknologi jaman sekarang tidak dapat dipungkiri lagi, berlangsung sangat cepat, untuk guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan digital tentunya akan sangat sulit mengikuti laju perkembangan siswa juga dalam mengelola pembelajaran dikelas.

Sepanjang tahun guru harus menyiapkan perangkat dengan kurikulum yang berubah-ubah, standar yang berbeda setiap waktunya dan adanya teknologi baru. Selalu ada perubahan setiap waktunya yang harus diikuti oleh guru, yang gagap teknologi sekalipun tetap berusaha mengikuti laju perkembangan jaman dengan sedikit tertatih. Bahkan ada rekan kerja yang sebelumnya belum pernah mengoperasikan laptop, juga pela-pelan harus beradaptasi cara menggunakan laptp, mengelola kelas daring, membuat zoom untu dsikusi virtual bahkan membuat media pembelajaran. Hal yang membutuhkan waktu tidak sedikit dalam mempelajarinya, namun mereka tetap semangat dalam belajar. Guru, pembelajar sepanjang hayat.

Guru juga sangat peduli terhadap muridnya, melebihi mereka peduli terhadap diri sendiri. Dan, ini benar. Bagaimana seorang guru berusaha supaya siswa mereka bisa menjadi orang sukses dan berhasil, tidak hanya suskses dalam arti dunia saya, tetapi menjadi sebaik-baiknya orang yang bermanfaat bagi orang sekitar. Saya sering melihat guru yang pulang hingga sore, demi melatih siswa diluar jam pembelajaran, dan mereka tidak berharap lebih melainkan siswanya bisa memahmi pelajaran dengan baik. Waktu untuk siswa diberikan jauh lebih banyak daripada waktu untuk keluarga. Guru mendedikasikan hidupnya secara totalitas.

Saat pandemic seperti tahun ini, mau tidak mau guru juga harus mengupgrade ilmunya Kembali terutama dalam mengelola kelas secara virtual, membuat media pembelajaran yang menarik supaya murid bisa paham walaupun tanpa melalui tatap muka. Jika orang-orang melihat Hp seorang guru, maka akan banyak ditemukan grup-grup mengenai asosiasi masing-masing mata pelajaran yang mereka saling berbagi info terkini tentang maple yang mereka ampu. Jejaring sosial yang melatih mereka untuk upgrade materi secara kekinian. Guru Bersatu padu demi berbagi ilmu.

Para guru juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyiapkan, mengatur, dan membuat kelas menjadi lingkungan belajar yang sempurna. Guru melakukan hal yang sama ketika itu adalah lingkungan belajar virtual. Mereka pergi ke berbagai macam pelatihan untuk terhubung dengan pendidik lain sepanjang tahun baik online atau tatap muka. Mereka menulis buku, memimpin dalam pelayanan, berdiskusi secara online dan memikirkan bagaimana cara supaya pembelajaran tidak terhenti walaupun dimasa pandemi. Guru terus belajar baik secara formal maupun informal sehingga tumbuh sebagai profesional. Sekolah telah berubah dan guru juga berubah bersama mereka. Kami tahu bagaimana rasanya menjadi siswa, sehingga kami dapat menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi siswa kami sendiri. Guru, pahlawan yang berjasa sepanjang hayat.

Semoga dengan tulisan ini,banyak orang yang terbuka dengan pekerjaan guru, bahwa selama masa pandemic, guru tidak berleha-leha, namun mereka tetap sibuk memperbaiki cara mengajar, mengupgrade ilmu mereka, bahkan lebih sibuk daripada masa-masa sebelum pandemi. Tulisan ini didedikasikan untuk semua para guru yang ada dimanapun, Selamat Hari Guru, semoga para guru dioberi keikhlasan dalam mendampingi para peseserta didiknya, dan tidak ada hal yang lebih membahagiakan kecuali melihat mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.