Pengalaman Menginap di Anjungan TMII
Tantangan Hari ke-7
#TantanganGurusiana
Sebelum ini saya tahunya TMII (Taman Mini Indonesia Indah) hanya tempat wisata yang menampilkan representasi budaya seluruh propinsi di Indonesia. Ternyata bukan hanya itu. TMII juga memiliki gedung pertemuan dan wisma penginapan.
Minggu lalu saya menginap di sana. Pengalaman yang tak terlupakan, karena seram hehe. Seram versi saya sih ya, bagi orang lain mungkin biasa saja.
Ceritanya, saya diundang menjadi salah satu narasumber untuk mengisi acara workshop pendidikan. Penyelenggaranya adalah kawan baik saya, yang juga menjadi narasumber lain di acara tersebut.
Karena acara berlangsung 2 hari, maka peserta dan pembicara diberi fasilitas menginap di lokasi acara. Untuk peserta, penginapannya masih berada dalam satu gedung dengan aula. Sedangkan tim panitia dan para pembicara, menginap di salah satu anjungan yang berjarak sekitar 500 meter dari aula.
Di komplek anjungan yang kami tempati, di samping bangunan rumah adat, ada gedung 2 lantai. Di situlah lokasi menginap kami. Lantai bawah sepertinya digunakan untuk kantor. Saya tidak melihat dengan jelas karena waktu masuk penginapan sudah menjelang maghrib.
Saya dan tim panitia menginap di salah satu sisi gedung di lantai 2. Ada 5 kamar kalau ngga salah ingat, dengan 2 kamar mandi di ujung ruangan. Posisi kamar saya yang paling ujung, persis di sebelah kamar mandi.
Hhm....kesan pertama, kamarnya lembab. Sepertinya jarang digunakan. Ada bekas tetesan air di salah satu bed. Rupanya ada sebagian plafon yang bocor. Oh ya saya bertiga dalam kamar tersebut.
Sebelum tidur, saya dan salah satu roommate saya, mendengar bunyi "tik...tik.." Seperti ada air yang menetes mengenai bidang kayu. Kami cari sumbernya, ngga ketemu juga. Agak aneh...air dari mana? Situasi sedang tidak hujan di luar. Di kamar mandi juga kran menutup rapat. Dan bunyi tersebut jelas terdengar di dalam kamar, bukan di luar.
Karena ngga ketemu juga sumbernya, kami pun abaikan bunyi tersebut. Tak lama kemudian suara itu berhenti sendiri.
Sekitar pukul 23.00 kami pun mulai tidur. Ternyata saya mengalami mimpi buruk. Seperti ketindihan begitu. Jam 00.30 saya terbangun, dengan nafas agak ngos-ngosan efek mimpi buruk tersebut. Badan saya menggigil hebat, tak seperti biasanya. Saya cek remote AC, suhunya 24 derajat celsius. Ngga terlalu dingin harusnya, karena di rumah pun saya biasa tidur dengan suhu AC segitu.
Karena menggigil berat, saya pun susah tidur lagi. Saya coba menarik selimut, eh...tertindih roommate saya yang lagi pulas. Akhirnya saya hanya 'melungkerkan' badan, berbaring miring sambil mendekap lutut, agar tak terlalu kedinginan.
Suasana gelap sekali. Lampu kamar sengaja dimatikan semua. Hanya ada bias cahaya dari luar kamar yang menerobos sela-sela korden. Jendela kamar saya perhatikan ukurannya sangat besar dan tinggi. Kira-kira 2x3 meter. Full kaca.
Di sisi dinding lain ada juga jendela kayu model seperti rumah-rumah tradisional, terdiri dari barisan kayu-kayu mendatar dan bukaan tengah. Tapi jendela ini tertutup sejak saya masuk. Ngga ada korden untuk jendela yang ini.
Karena susah tidur lagi, akhirnya saya buka-buka HP. Update status di medsos dan menjawab beberapa chat. Ternyata ada teman yang masih belum tidur juga dan dia mau berkonsultasi dengan saya. Saya memang sesekali menerima konsultasi via online dengan klien-klien saya.
Sambil memainkan HP, saya memandang pantulan cahaya di dinding. Mata saya mengerucut menajamkan pandangan. Seperti ada bayangan hitam. Makin lama makin jelas. Seperti gerakan tangan yang melambai-lambai.
Ah, paling-paling itu bayangan daun di pohon. Saya alihkan pandangan ke arah korden. Berusaha mencari-cari apa benar ada ranting di luar kamar yang bergoyang. Ingin sekali saya berdiri mendekati korden dan menyibaknya, tapi saya urungkan. Kalau ternyata ngga ada pohon gimana? Saya jadi takut dong nanti hehehe.
Akhirnya saya biarkan saja. Saya anggap itu benar bayangan pohon. Saya pun kembali bermain hp, browsing-browsing.
Tak lama kemudian terdengar bunyi "tik...tik..." lagi seperti sebelum saya tidur. Makin lama makin jelas. Penasaran, suara apa sih? Tapi kali ini saya ngga mencari sumber bunyi, karena gelap banget. Saya lihat teman-teman saya lelap semua tidurnya, ngga mungkin saya nyalakan lampu.
Aduh....dalam keadaan menggigil tersebut, saya kebelet buang air. Maju mundur saya mau ke kamar mandi. Hawanya ngga enak banget. Tapi karena kebelet, daripada saya ngompol dan terkena penyakit saluran kencing, saya pun paksakan diri ke kamar mandi.
Melewati kamar depan saya, melihat ke arah ruang tengah, begidik saya. Sepiiiii hihihi.
Selesai buang air saya kembali ke kamar. Suara "tik...tik..." sudah ngga terdengar lagi. Bayangan hitam di dinding juga sudah ngga sejelas tadi. Jam menunjukkan pukul 03.00 pagi. Badan saya mulai agak menghangat, dan akhirnya saya pun tertidur.
Alhasil, bangun pagi saya kesiangan. Tapi alhamdulilah, badan rasanya lebih segar. Saya pun packing-packing berkemas. Bersiap kembali ke aula dan tidak kembali ke penginapan.
Ternyata seru juga ya menginap di anjungan TMII. Serem-serem sedap gimana gitu hehe.
Ada yang punya pengalaman sama?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar