Tantangan Hari ke-56

#TantanganGurusiana

Sore tadi saat perjalanan pulang dari rumah teman, saya melewati seorang anak laki-laki yang berjalan membawa box makanan yang diberi tutup kertas koran. Saya hampiri, ternyata ia menjual gorengan. Murah sekali, hanya seribu rupiah per bijinya. Ada tahu isi, ote-ote, dan martabak mie.

Saya pun membeli beberapa biji. Saya perhatikan gerak-geriknya saat memasukkan gorengan ke dalam bungkus plastik. Ya Allah...saya jadi ingat anak saya di rumah. Seusia anak ini juga. Tapi anak saya kalau sore kegiatannya bersantai di kamar yang sejuk, sambil melihat televisi atau berselancar dengan gawainya.

Biru hati saya melihat anak laki-laki ini. Masa kanak-kanaknya harus diisi dengan berjualan, berjalan kaki keliling komplek. Mengumpulkan uang yang nilainya tak seberapa bagi sebagian orang. Harga seribu rupiah mungkin labanya hanya 200 rupiah. Kalau laku 50 biji laba yang terkumpul hanya 10 ribu saja. Itu kalau semuanya habis terjual.

Ya Allah...uang sebesar itu setara dengan uang saku anak saya sehari. Tanpa harus berlelah-lelah untuk mendapatkannya. Membelanjakannya pun kadang dalam sekejap sudah habis untuk membeli jajanan. Sementara anak laki-laki ini mungkin uang 10 ribu bukan untuk beli jajanan tapi untuk kebutuhan hidup.

Sayang saya sedang terburu-buru dan tak sempat mengajak ngobrol anak laki-laki tadi. Semoga Allah melindungimu ya, Nak. Menjadikanmu anak solih, kelak sukses dunia akhirat. Aamiin.

Sampai di rumah saya ajak anak saya makan gorengan yang saya beli tadi. Saya ceritakan tentang penjualnya yang masih anak-anak. Saya berpesan pada anak saya, perbanyak bersyukur sudah diberi banyak kenikmatan oleh Allah. Banyak anak lain yang bernasib kurang beruntung. Salah satu cara bersyukur adalah dengan menjadi anak baik. Taat pada Allah dan berbakti pada orang tua.

Alhamdulillah...terima kasih Ya Allah, Engkau berikan kami kesempatan belajar dari guru kehidupan yang hadir sore ini.

Sidoarjo 11 Maret 2020.