SEPOTONG SENJA DI LANGIT BUKITTINGGI
Masih begitu jelas lorong- lorong aur kuning, pasa ateh, pasa bawah dan jalan jalan mancik (sebutan untuk jalan menghindari polisi) dalam ingatan. Entah berapa tahun berbilang lintasan mobil merah yang biasa lalu lalang di seputaran kota kelahiran bung hatta ini tak lagi kulalui.
Di penghujung sabtu ini perkenankan kami melintas. Sekedar menatap rumah kelahiran sang proklamator nan bersahaja di mandiangin. Merekam jejak istana tri arga yang setia menjagai jam gadang kebesaran kota wisata ini.
Sembari menggenggam tangan gadis kecilku. Ingin rasanya ku sarahkan bagaimana sais bendi mancimeeh seorang RI 2 yang hendak menjenguk ibunya tapi apa hendak di kata uang di saku tak cukup untuk sekedar membayar jasa bendi yang hendak di tompangi. Juga bagaimana kocaknya beliau di masa kecil berlari ke tangah sawah mangaji k surau syaikh jamil djambek.
Juga sebelum menikmati macetnya simpang padang lua ada sepenggal kisah yang membekas di benak waktu itu dikisahkan sang pujangga taufik ismail bahwa di surau ini dulu ayah beliau sering di jahili oleh malik kecil yang menjadi kakak kelasnya. Malik ini kemudian hari lebih masyhur dengan sapaan buya (sebutaan untuk tokoh agama kharismatik di Minangkabau). Beliau lebih akrab di telinga kita Buya HAMKA.
Sepanjang perjalanan serasa kota pendidikan ini berbisik. Tolong lahirkan kembali kejayaan masa lampau yang tidak sekedar menjadi kebanggan tapi mengembalikan negeri ini ke kedudukannya yang terhormat.
Semoga saja...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
MasyaAllah ustad, bakat terpendam, pilihan katanya bagus ustad
MasyaAllah mi.Masih belepotan. Hhee
MasyaAllah, ternyata ustadz penulis juga.Sukses selalu, dituggu karya berikutnya
Baru belajar buk. Mana tau nanti keasyikan. Hhee