Ade Erma Wardani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rasa

Chapter 10 by Ade Erma Wardani

Hati Een sedang tidak penuh. Rungsing rasa. Bingung dalam jeda yang kaku. Sudah berusaha membuat power point untuk presentasi hari ini tentang program literasi. Power point nya masih sangat sederhana. Sudah 20 tahun jadi guru tapi malah TIK masih standar. Bukan karena malas tapi memang sudah nyaman berada di zona aman dengan pernak pernik IT. Browing bisa, goggling biasa tapi belajar untuk membuat power poin dengan flash atau video memang tidak dikembangkan. Dahulu saat awal jadi guru, semua hal baru ingin dipelajari. Namun berjalannya waktu dan kondisi yang ada membuat hal itu terabaikan. Selalu beralasan sibuk urus arjunanya, sibuk arisan sana sini, sibuk sana sibuk sini. Sekarang baru terasa bahwa IT itu harus dikuasai dan harus digenggam dalam jangkauannya karena saat ini semua serba IT. Sesal tak ada guna maka Een berusaha untuk mengubah mindsetnya dan harus dikembangkan ilmunya. Een tidak mau dikatakan gaptek. Duo anaknya tahu IT, mereka belajar otodidak dan selalu ingin mencoba mencoba dan terus dicoba. Giliran Een yang harus melek IT dan memang harus dipaksakan. Untuk hari ini biarlah power point nya sederhana yang penting isinya. Een memasukkan laptop ke dalam tasnya. Beberes semua dan siap meluncur bertemu anak-anak dan temen-temennya di sekolah. Duo anaknya juga sudah mulai rapi dan siap bergegas. Si bungsu hanya makan roti tawar dengan baluran selai nanas kesukaannya, itupun di sambar sambil lari makannya. Een selalu teriak-teriak bila anaknya makan sambil lari.

Pamali. Makan itu harus duduk kakak, jangan ulangi lagi. Mama ga suka, " kata Een dengan nada tinggi.

Iyaaa maaaaaa ... besok ga, " jawab si bungsu sambil menstarter motornya. Terus melaju motornya dengan kencang. Adiknya mengikuti dari belakang dengan membawa pernak pernik untuk kegiatan di sekokahnya.

Een keluar dari rumah, mengunci dan masuk mobil. Suara Dewi Yul mengalun merdu duet dengan Broery. Suaranya khas, lembut dan mendayu selembut paras mukanya. Satu lagu terlewat berganti dengan lagu ke dua dan berikutnya. Pagi ini biasnya Aa Ilham telpon atau sms tapi tidak ada. Sibukkah dia," ucap Een lirih.

Dewi Yul terus mengalun suaranya. Laju mobil Een pelan tapi berarti. Jarak rumah ke sekolah hanya 30 menit. Bila jalan rame bisa 45 menit, bila jalan lengang hanya 25 menit. Hari ini lengang tidak terlalu rame, mungkin karena sudah hari ke 3. Biasanya jam sibuk antara pukul 6 sampe pukul 7. Hari ini tidak biasanya lengang. Laju mobilnya di tambah. Pukul 7 kurang 5 menit sudah masuk pelataran parkir sekolahnya. Sebelum keluar dari mobil, anak-anak yang melihat mobilnya telah terparkir langsung berhamburan menuju mobilnya. Saat Een keluar dari mobilnya, mereka mengucapkan salam dan bersalaman satu persatu. Een hanya membalas salam dan menyalami mereka, sesekali tersenyum dan menanyakan kabar mereka. Een berjalan melewati koridor menuju kantor guru. Ruang guru sudah penuh oleh guru-guru, ternyata ada briefing pagi. Bapak kepala sekolah sudah duduk di depan dan siap menyampaikan briefing. Een langsung menuju kursi empuknya. Satu dua kata meluncur dengan manis di telinga. Banyak sekali info yang disampaikan dan terhenyak saat bapak kepala sekolah memanggil Een untuk presentasi tentang literasi sekolah dan program apa yang akan dilaksanakan di sekolah. Een mengumpat dalam hati. "Mati aku, belum siap suruh presentasi. Aduuuuhhh .. bapak ini gmn ya?"

Dengan terbata bata Een menjawab," iya pak.

Een maju ke depan. Menyiapkan paparannya. Awalnya grogi dan keringat dingin keluar. Biasanya suaranya dengan nada tinggi tapi hari ini begitu lembut. Dengan modal power poin sederhana, Een mulai beraksi. Meluncur setiap kata dan setiap slide. Paparan yang sederhana tapi bermakna. 7 menit selesai dengan paparannya. Bapak kepala sekolah manggut-manggut takzim. Kemudian menanyakan ke forum tentang program literasi yang disampaikan bu Een.

Een kembali duduk di kursi empuknya sambil mengelus dada. Kerja semalem tlah usai. Banyak yang setuju dengan program nya tapi banyak juga yang tidak setuju karena menulis itu butuh waktu dan ide juga tenaga. Mereka sanksi dengan kemampuan anak-anak begitu juga dengan guru-gurunya. Bu Diah dengan lantang mendukung program sagu sabu yaitu satu guru satu buku. Ada 10 guru yang mendukung. Bapak kepala sekolah dengan bijak menyampaikan.

Baiklah bapak ibu. Minggu depan akan ada pelatihan menulis buku untuk bapak ibu guru kemudian dilanjut pelatihan menulis kolom atau berita untuk anak-anak yang berminat untuk mengisi mading sekolah dan sudut baca di sekolah ini. Tolong bu Diah selaku pembimbing mading dan bu Een untuk membuat jadwal dan mencari narsum untuk kegiatan tersebut. Bapak ibu semua wajib mengikuti untuk menjadi contoh bagi anak-anak kita. Membudayakan juga menulis untuk kita dan tidak terlena dengan zona aman kita," kata kepala sekolah panjang lebar.

Semua guru setuju dan briefing selesai. Bel tanda masuk berbunyi. Semua guru siap masuk ke kelas masing-masing sesuai jadwalnya. Hari ini Een full ngajar lanjut extra chit chat dengan anak-anak. Een sudah menyiapkan semua. Exkul chit chat digulirkan untuk mengganti English class karena kurang menggigit . Anak-anak sendiri yang mengganti karena seringnya nge chat di line, WA, messenger dan yang lainnya. Ada cluster or group chit chat yang punya kesepakatan dan komitmen untuk nge chat dalam bahasa Inggris. Ketika menggunakan bahasa Indonesia suruh menulis 50 vocabulary dan saat ekskul diucapkan di depan teman teman tanpa membaca.

Een begitu antusias dalam ekskul ini. Tema chit chat kali ini tentang sahabat sejati dan pecundang. Awalnya anak-anak malu mengungkapkan satu dua kata kemudian bergulir semakin renyah dengan stimulus dan canda Een untuk memancing anak anak untuk ikut tertawa dan tidak tegang. Anak anak begitu santai berbicara dalam bahasa Inggris walo hanya satu terus disambung dengan kata yang lainnya. Semakin padu chit chat nya semakin seru bahasannya.

*bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran aja bu

24 Aug
Balas

Hahaha P yudha ada2 aja ,,

25 Aug
Balas



search

New Post