Achmad Sochib

#575

Berita miring itu cepat sekali menyebar. Suasana kampung berubah gerah. Semua orang memandang sinis pada keluarga kami. Bapak terpukul. Ibu yang secara fisik memang tidak sekuat bapak, akhirnya sering meriang. Berpuluh bahkan beratus kali kutelepon Kak Rose, jawaban yang kudapat sama: dalam panggilan lain. ”Apakah benar, Kak Rose telah mencoreng muka keluarga?”

Setahun yang lalu ibu dan bapak merestui Kak Rose mencari peruntungan ke ibu kota. Keduanya tidak mempunyai pilihan lain setelah Kak Rose kalah dalam pencalonan perangkat desa. Modal ratusan juta hasil menjual sawah sirna. Ternyata, bersih KKN dalam sistem pemerintahan itu hanya isapan jempol. Kakak yang sarjana manajemen kalah oleh lulusan SMA. Tapi tak mengapa, toh akhirnya, Kak Rose benar-benar bisa mewujudkan mimpi keluarga. Semua kebutuhan bahkan yang bersifat kemewahan pun dapat dipenuhi olehnya. Sungguh istimewa. Sampai badai datang mengempas. Fitnah bertubi menimpa. Terakhir, yang membuat kami terpukul adalah fitnah kotor bahwa Kak Rose berperan penting dalam prostitusi online yang pekan lalu berhasil diungkap aparat.

Geregetan juga aku. Namun, untuk membuktikan, aku tak perlu menyususul ke ibu kota. Pertemanan di medsos dapat kuandalkan. Kini foto dan video Kak Rose sehari-hari sudah di tangan. Ternyata, Kak Rose pemegang kendali marketiing operator di perusahaan distribusi online.

Boyolali, 12 September 2021