
PLONG
#TantanganGurusianaHariKe-298
#Pentigraf
*
Tidak mudah juga berbaik-baik pada sesama. Tak sedikit pertimbangan yang malah membimbangkan pilihan. Ya atau tidak, ini atau itu, pantaskah, benarkah, maukah? Ah, pertanyaan-pertanyaan seperti itu tiba-tiba memojokkan rasa. Padahal dari awal sudah ditetapkan kategori penerimanya: warga terdampak wabah. Misalnya, korban phk atau mereka yang kehilangan penghasilan, Ternyata, yang begini ini bejibun jumlahnya. Tak sebanding dengan jumlah paket bantuan itu sendiri. Mau tak mau perlu pencermatan. Satu per satu kusisir. Terpilihlah dua puluh lima warga se-RT. Pas. Sesuai jumlah paket bantuan perusahaan swasta tempatku bekerja. Semoga benar-benar bisa meringankan beban mereka.
*
Hari H pun tiba. Calon penerima telah berkumpul di rumah Pak RT. Tak banyak karena memang dibagi menjadi tiga termin agar tidak menyalahi protokol kesehatan. Prosesi penyerahan dimulai. Lancar sampai akhir. Satu per satu meninggalkan tempat.Senyum puas Pak RT mengantar langkah pulang mereka.
*
Aku pamit untuk melapor atasan. Bersepeda motor keluar halaman rumah Pak RT, jantung ini seperti ketimpa sebongkah salju. Panas dingin mendera. Di depan mata Nenek Suro berjalan terseok dengan tangan kosong dan raut murung. Baru kuingat, beliau terlewat. Rasa bersalah merajam. Duh duh duh, kuhampiri, kuboncengkan, lalu kuantar pulang. “Ini untuk nenek,” Amplop tunjanganku bulan ini telah berpindah tangan. Plong.
*
Boyolali, 8 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waw...twist yang bikin berdecak. Salut pada ketulusan si 'aku'. Keren, Pak Sochib
Makasih, Pak Warsono. Terus terang mulai diserang rasa bosan. Semoga segera bangkit lagi. Salam literasi.