Achmad Sochib

#484

PPDB sekolah telah bergulir. Meski telah dibuka tiga loket, antrean tetap memanjang. Beberapa petugas sigap mendampingi pengisian data calon siswa dan melayani tiap pengaduan sampai menemukan solusi. Maklum, zaman memang serba-online tetapi sebagian masyarakat masih gagap berteknologi. Lagi pula budaya baru itu belum sepenuhnya dapat memenuhi rasa puas dan rasa percaya diri. Alhasil mereka memilih mengantre di sekolah ketimbang mengisi sendiri di rumah.

Aku tidak kalah sibuk. Sebagai petugas yang cukup senior, aku kebagian mendampingi calon-calon peserta didik dengan problem khusus. Alhamdulillah berhasil kubantu. Hari yang melelahkan sekaligus memuaskan.

Selepas Magrib sambil berebah sekadar melepas lelah di sofa beranda, kubuka gawai jadul kesayanganku. Tetiba mata terjengah kala berkali membaca caption foto kesibukanku di ruang pengaduan. Siapa mengabadikan dan mengirimnya, aku belum tahu. Maklum, sesuai prokes, mereka bermasker sehingga tak bisa aku mengenali satu per satu “Terima kasih, Wan,telah membantu Roy, anakku. Mungkin juga anakmu, kan?” Reflek tangan kiriku seketika membentur cangkir kopiku di atas meja dan pyaarrr!

Boyolali, 12 Juni 2021