Achmad Nadzir

Anak bungsu dari empat bersaudara, lahir hari Sabtu, 14 April 1979 Suami dari seorang istri, menikah hari Jumat, 13 Mei 2005 Ayah dari dua orang anak, perempu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tahu dan Tidak Tahu

Tahu dan Tidak Tahu

Peristiwa hikmah. Kejadian siang itu saya beri nama. Kejadian berharga. Sederhana namun sarat makna. Nasihat tersampaikan tanpa harus bersinggungan dengan siapapun, namun merasuk pada sanubari terdalam.

Senin, 20 Januari 2020 ada pertemuan Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKG-MI). Kegiatan rutin yang diadakan tiap bulan, sebagai ajang silaturahmi dan belajar. Bertemu untuk saling mengisi dan memberi. Mencari solusi masalah yang ada berdasar pengalaman secara bersama-sama.

Pertemuan hari itu berlangsung gayeng. Para guru yang hadir begitu antusias mengikuti setiap sesi. Kami bertemu guna menyusun soal untuk kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap tahun 2019/2020.

Waktu demi waktu kami lalui bersama. Serius dan canda saling berbagi waktu, mencoba menghibur kami agar tidak jenuh. Hingga akhirnya jarum jam menunjuk di pukul 13.15, menandai hari telah sangat siang.

Tepat pukul 13.30 WIB, pertemuan diakhiri. Tugas menyusun soal telah dilaksanakan. Kisi-kisi dan naskah soal untuk kelas 1, 2, dan 3 telah selesai kami buat. Kami pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.

Sepulang dari pertemuan KKG tersebut, di perjalanan saya bertemu dengan seorang musafir. Kucoba berhenti dan mengampiri si Musafir. Pria paruh baya berusia sekitar 70 tahun, dengan rambut yang telah penuh memutih.

Saat saya mendekat, dia berkata empat kalimat dalam bahasa Arab yang diucapkan berulang. Kalimat tersebut saya simak dan coba untuk mengingat. Si Musafir terus berjalan, acuh atas keberadaan saya.

Kalimat yang diucapkan musafir terus teringiang. Seiring makin menjauhnya dia, saya mencoba mencari apa sih makna ucapannya. Karena penasaran, saya coba menulisnya di secarik kertas.

Rasa penasaran saya semakin memuar akan kalimat berbahasa Arab tersebut. Gejolak terjadi karena saya tidak tahu arti dan maknanya. Maklum, akibat malas belajar bahasa Arab saat bersekolah.

Apa yang diucapkan musafir itu? Semoga pendengaran, ingatan dan tulisan saya tidak salah. Sekilas kalimat yang diucapkan si Musafir berbunyi:

"Rojulun Yadri Wa Yadri Annahu Yadri."

"Rojulun Yadri Wa Laa Yadri Annahu Yadri."

"Rojulun Laa Yadri Wa Yadri Annahu Laa Yadri."

"Rojulun Laa Yadri Wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri."

Sesampainya di rumah, saya coba search satu kalimat tersebut di Goog karena terbuai ingin tahu. Benar kata pepatah, "penyesalan senantiasa datang belakangan". Menyesal karena dulu malas belajar bahasa Arab.

Subhanallah! Ternyata kalimat-kalimat tersebut, adalah ungkapan hikmah yang pernah disampaikan oleh Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Kalimat yang patut dijadikan bahan muhasabah diri.

Makna keempat ungkapan di atas adalah:

"Seorang laki-laki berilmu, dan tahu kalau dirinya tahu."

"Seorang laki-laki berilmu, dan tidak tahu kalau dirinya tahu."

"Seorang laki-laki tidak berilmu, dan tahu kalau dirinya tidak tahu."

"Seorang laki-laki tidak berilmu, dan tidak tahu kalau dirinya tidak tahu."

Begitulah arti tekstual dari kalimat-kalimat yang diucapkan si Musafir. Memberi makna, ada empat tipe orang berdasarkan tahu dan tidak tahu atas kemampuan dirinya. Terus termasuk tipe yang mana saya dan anda?

Lantas siapa si Musafir yang saya temui?

"Wallahu a'lam...." Jawab saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sering hal tersebut disampaikan dalam sebuah majlis taklim.. Kalau saya memaknainya adalah jika kita tahu bahwa kita berilmu maka tularkanlah. Namun jika kita tahu bahwa kita tdk berilmu maka belajarlah..

21 Jan
Balas

Iya Bu. Terima kasih atas sharingnya

14 Feb

Alkhamdulillah....tambah ilmu..

21 Jan
Balas

Iya Bu. Belajar dari siapapun

14 Feb



search

New Post