Pekan ini waktunya koreksi bersama lembar jawaban hasil US siswa kelas 6 SD. Kebijakan meneliti hasil kerja siswa tergantung masing-masing lembaga dan gugus. Ada yang dikoreksi oleh lembaga, ada yang per gugus, ada juga yang koreksi bersama se kecamatan. Pada dasarnya semua untuk menentukan nilai yang diperoleh siswa.

Yang perlu dicermati adalah bagaimana para korektor berani menuliskan nilai sesuai dengan hasil pekerjaan peserta US, tanpa ditambah.

Bukan rahasia lagi kalau selama ini ada beberapa tradisi kurang bagus yang agak dipaksakan kepada para korektor dengan memberi batas minimal nilai harus sama dengan KKM. Terkadang para korektor pada akhirnya ambil sikap semua capaian nilai di bawah KKM dipukul rata sama dengan KKM.

Kalau tradisi seperti itu tidak segera dihapuskan, maka selamanya tidak akan bisa ditemukan hasil nyata yang dicapai siswa. Dan itu sama saja dengan tidak memberi apresiasi kepada siswa cerdas sekaligus memanjakan siswa yang berada di bawah rata-rata. Belum lagi bagaimana keluhan para guru tingkat menengah pertama ketika melihat data nilai siswa baru di atas KKM, tetapi ketika ditest ulang mereka belum bisa membaca dan menulis.

Maka, untuk mengatasi satu dua siswa lambat belajar di tingkat dasar, alangkah bagusnya kalau sekolah menyediakan satu guru khusus yang membina (privat) agar mereka tidak terlalu jauh tertinggal dengan siswa rata-rata, minimal mereka tuntas baca tulis. Buang jauh-jauh kalimat ini: "Mereka sudah 6 tahun di SD, segera lulus lebih baik, selanjutnya biar diatasi guru SMP/MTs".

30 Mei 2022