Munaqosah BTQ memasuki hari keempat, dengan pengawalan dari masing-masing GPAI, kegiatan berjalan semakin lancar. Dan dengan tim penguji dari luar sekolah menjadikan kegiatan semakin bermakna. Banyak temuan yang kita dapatkan. Misalnya, ada penguji yang sangat ditakuti oleh siswa. Dengan memakai baju seragam kebesaran AGPAI menjadikan aura juru nilai semakin bermakna. Ada juga yang sedikit mengemaskan, ketika ada penguji yang justru mendemonstrasi bacaan yang benar kepada peserta. Harusnya cukup mendengarkan saja bagaimana peserta mengeluarkan potensi terbaiknya.

Dan ternyata, kita temukan juga ada peserta yang grogi ketika harus menghafalkan beberapa surat pilihan yang sudah ditentukan. Bahkan ada yang kesulitan untuk menghentikan hafalan surat Al Kafirun.

Dan ini yang justru mengejutkan. Ketika ada beberapa sekolah yang siswanya tidak masuk. Ketika kita tanya, mengapa tidak hadir. Mereka merasa ketakutan kerika harus dinilai oleh guru dari luar lembaganya. Saking takutnya sampai ada yang beralasan sakit, padahal dari penuturan temannya, dia tidak sakit.

Ini menjadi catatan penting bagi kita semua, apa yang kurang dari program BTQ. Harusnya kalau program ini diberikan kepada siswa sejak kelas, dan berlangsung selama enam tahun, maka bisa dipetik hasil minimalnya. Dengan ketelatenan dan dilakukan terus-menerus pasti huruf hijaiyah akan dikuasai oleh siswa.

25 Maret 2022