Setelah setahun berjalan, akhirnya sampai juga langkah kaki ke lokasi ini. Wilayah kerja paling ujung tenggara dari kabupaten Nganjuk. SDN Juwet berada di wilayah yang memanjang di pinggir sungai Brantas sebelah barat. Karena berada di pedesaan, maka jalan untuk sampai kesana banyak belokan yang menjadikan waktu tempuh agak lama. Dengan jarak dua puluh empat kilometer, kita butuh waktu empat puluh satu menit untuk sampai kesana. Sekedar informasi bahwa desa Juwet sendiri terbagi atas beberaoa dusun antara lain; Gendingan, Juwet, Suruh, Sonopinggir, Grampang, dan Beruk. Desa ini terkenal sebagai sentra penghasil bibit segala tanaman di kabupaten Nganjuk.

Dengan dibimbing oleh seorang ASN baru yang sedang menyelesaikan latsar, siswa SDN Juwet tampak antusias dalam belajar agama Islam. Pak Romadlon berpenampilan kalem, bersahaja, tidak menggebu-gebu membuat siswa betah berlama-lama mendengarkan uraian materi taraweh dan tadarrus yang disampaikan. Mereka tidak ada yang protes walau waktu banyak dihabiskan pak guru untuk memperjelas materi. Sayang sekali tidak banyak metode dan media yang digunakan oleh pak guru dalam melakukan pembelajaran. Mungkin saja karena kita yang salah waktu dalam membuat jadwal supervisi. Sebab hari ini siswa baru saja selesai melakukan PTS. Kebiasaan sejak dulu kala hampir di semua SDN jika selesai ulangan dilanjutkan dengan koreksi silang bersama tiap kelas atas. Rupanya siswa pun merasa bahwa setelah ulangan selesai mereka bebas sebentar dari rutinitas kbm. Dari kegiatan yang kita lakukan bersama terlihat bahwa masih perlu peningkatan dalam mengelola pembelajaran PAI SDN Juwet. Utamanya penguasaan baca tulis Al Qur'an siswa, agar ketika mereka menghadapi Munaqosah BTQ besok kelas enam tidak kesulitan dan mendapatkan nilai bagus. Masih ada waktu bagi mereka yang sekarang baru kelas lima.

Selamat belajar anak-anak, semoga masa depan kalian sukses semua.

16 Maret 2022