Pak Mikori, teman seperjalanan umrah kami memiliki cerita tersendiri. Lain dari teman lain yang mungkin merasakan travelling dan ibadah kali ini mengalir indan penuh suka cita, Pak Mikori punya catatan lebih berkesan.

Begini ceritanya. Pak Mikori bersama Mas Anwar yang asal Lampung bertiga bareng Mas Ranang Jawa Tengah janjian menunaikan salat berjamaah di Masjidil Haram, Makkah.

Pak Mikori paling berumur di antara mereka. Dua rekan yang lebih muda harus paham, sehingga lebih mengikuti yang lebih tua. Maka disepakatilah mereka sholat tak jauh dari toilet.

Alhasil Pak Mikori pun pamit ke toilet. Mas Anwar dan Mas Ranang pun mengangguk setuju sambil melepas pandangan mengikuti arah tubuh Pak Mikori perlahan menghilang ditelan lift yang membawanya ke bawah.

Sepuluh menit berlalu tanpa ada kejelasan. Sampai tigapuluh menit membuat keduanya gelisah. Sontak Mas Anwar dan Ranang saling pandang. Ada apa gerangan dengan Pak Mikori. Adakah dia tersesat jalan pulang?

Keduanya pun berusaha mendapatkan kembali sosok yang tadi diantarnya dengan nada penyesalan, kenapa kok tadi tidak terus didampingi sampai pintu toilet di lantai dasar saja.

Sholat berjamaah sudah purna. Ribuan manusia menyeruak dengan tujuan masing-masing. Mata tajam kedua orang bersahabat seperjalanan umrah itu pun liar melacak ke setiap sosok untuk mendapatkan Pak Mikori. Beberapa lorong dan ruas jalan sudah dilewatinya untuk mencari keberadaan sang kawan. Lelah, peluh, dan keringat sudah menyatu. Akhirnya mereka putuskan untuk kembali ke hotel dengan harapan bisa bertemu Pak Mikori di ruang makan.

Qodratullah. Ternyata Pak Mikori tak jua tampak batang hidungnya. Mas Anwar dan Ranang kelihatan galau mengkhawatirkan pria yang dibersamainya sewaktu berangkat jamaah dzuhur tadi.

Perlahan kabar Pak Mikori hilang sampai di antara jemaah grup. Tak terkecuali kepada Ustadz Rofqi yang menjadi mothowif kami.

Setelah koordinasi kesana-kemari, tiba-tiba Ustadz Rifqi mendapat telepon. Dari perbincangannya yang bilughotil arabiyah, sepertinya yang ada di balik telepon seberang adalah seorang polisi.

Alhamdulillah. Akhirnya Pak Mikori ditemukan. Kabarnya beliau tersesat sampai ke kawasan Misfallah. Wilayah yang cukup jauh dari kawasan Ajyad tempat hotel kami berada.

Sambil menunggu dengan harap-harap cemas, tak lama kemudian motor Suzuki merapat ke jalanan halaman Grand Almassa Makkah. Pemotor bertampang berowokan berkafiyah membonceng pria yang kami kenal, yakni Pak Mikori. Ya, Pak Mikori diantar gojek mirip orang Afganistan.

Kami langsung menyambutnya bak telah terpisah puluhan tahun. Haru, iba, dan bahagia campur aduk menjadi satu. "Syukurlah Pak Mikori telah kembali," teriak teman-teman lainnya.

Pak Mikori dengan wajah berseri kemudian menceritakan kepada kami kronologis 'menghilangnya' sampai bisa kembali bersatu bersama rombongan pada perjalanan Umrah plus Turkiye Mediaguru, 27 Desember 2023 - 7 Januari 2024.

Barakallahu fiikum.

Semoga teman-teman yang baca cerita ini bisa segera dipanggil untuk menunaikan ibadah umrah ataupun haji ke Baitullah dan Madinatul Munawarah. Amin...