
KURIKULUM MERDEKA DAN DEEP LEARNING
Kurmer dan Deep Learning dalam Proses Pembelajaran
Era disrupsi yang ditandai dengan arus informasi yang deras dan perubahan yang cepat menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan. Pola pikir deep learning menjadi krusial bagi guru sekolah dasar untuk dapat menghadapi kompleksitas zaman.
Pendidikan abad ke-21, fokus pendidikan bergeser dari sekadar menghafal informasi menjadi memahami, menganalisis, dan menciptakan solusi berbasis pengetahuan. Proses pembelajaran deep learning mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global dengan melibatkan mereka dalam proses belajar yang bermakna. Guru, sebagai fasilitator utama, juga memerlukan pola pikir serupa untuk mendukung proses ini.
Guru memiliki peran strategis dalam membangun pola pikir deep learning pada siswa. Sebagai fasilitator pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik tentang konsep ini serta mampu menerapkannya dalam proses pengajaran. Dengan memanfaatkan metode inovatif seperti pendekatan berbasis masalah dan eksperimen, guru dapat membantu siswa memahami konsep matematika dan sains secara mendalam. Selain itu, pelatihan profesional yang berkelanjutan bagi guru menjadi faktor kunci dalam membangun pola pikir ini.
Gagasan perubahan model kurikulum di Indonesia diisyaratkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti. Beliau memberi isyarat kuat bakal mengkaji ulang Kurikulum Merdeka dan mengarahkan pada model Deep learning. Namun beliau mengatakan dengan tegas bahwa Deep learning bukan kurikulum, melainkan sebuah metode pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran “Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar.
Deep learning dirancang dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan yang lebih mendalam dan fokus pada keterlibatan aktif para peserta didik. Deep Learning bukan sebuah kurikulum, melainkan suatu pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Deep Learning juga bukan pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia.
Sejak tahun 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran CBSA, PAKEM, PAIKEM, sampai terakhir pendekatan pembelajaran P5-KM.
Pendekatan di atas, diakui masih banyak kendala, baik dalam tataran konsep maupun implementasi. Oleh karena itu Deep Learning berfungsi sebagai pelengkap (complimentary) pendekatan pembelajaran dan tidak menggantikan pendekatan pembelajaran yang selama ini diterapkan.
Pendekatan deep learning menekankan pembelajaran melalui analisis kritis, pengaitan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, dan penerapannya dalam konteks nyata. Implementasi deep learning di jenjang dasar dan menengah diharapkan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Pendekatan deep learning, Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan penerapannya dalam konteks dunia nyata (real life) dengan prinsip pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).
Meaningful Learning, adalah Pembelajaran bermakna mengaitkan konsep, pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
Misalnya, untuk memperkenalkan penjumlahan pecahan, kita bisa mulai dengan penjumlahan benda-benda yang lebih konkret terlebih dahulu.
1 ayam + 2 ayam = 3 ayam 1 bola + 2 bola = 3 bola 1 perlima + 2 perlima = 3 perlima → ⅕ + ⅖ = ⅗
Atau
1 ayam + 2 bebek = 1 unggas + 2 unggas = 3 unggas 1 lusin + 2 kodi = 12 buah + 40 buah = 52 buah 1 perdua + 2 pertiga = 3 perenam + 4 perenam = 7 perenam
Mindful Learning, adalah Pembelajaran berkesadaran yang mengutamakan keterbukaan, cinta kasih, karakter, dan kompetensi spiritual.
Mindful Learning seringkali dikenal sebagai metakognisi dalam teori pendidikan. Dalam Mindful Learning, siswa diajak untuk senantiasa sadar akan proses pembelajaran yang sedang ia jalani. Kesadaran ini terdiri dari beberapa aspek:
1. Kesadaran akan hal-hal yang sudah ia pahami atau kuasai sebelumnya,
2. Kesadaran akan hal-hal yang belum ia pahami atau kuasai,
3. Kesadaran akan pentingnya pemahaman atau penguasaan kompetensi dari apa yang ia sedang pelajari,
4. Kesadaran akan alur proses pembelajaran yang sedang ia jalani demi tercapainya pemahaman atau kompetensi yang ingin ia capai,
5. Kesadaran akan kemajuan pemahaman atau kompetensi setelah merefleksikan proses pembelajaran yang telah ia lewati,
6. Kesadaran akan hal-hal yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam proses pembelajaran berikutnya.
Dengan demikian, siswa dituntun untuk menjadi agen aktif yang bertanggung jawab atas proses pembelajarannya sendiri.
Berbeda dengan orang dewasa, kesadaran ini bukanlah sesuatu yang dapat timbul secara otomatis dalam diri anak-anak, sehingga guru harus terus-menerus menghidupkan kesadaran ini dari awal sampai akhir proses pembelajaran.
Misalnya, guru bisa membiasakan siswa untuk selalu membuat kesimpulan pembelajaran sendiri di akhir sesi ajar dan merefleksikan perkembangan pemahaman atau kompetensinya. Melalui proses refleksi ini, siswa dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka masing-masing, serta memiliki target yang lebih jelas untuk pembelajaran berikutnya.
Joyful Learning, adalah Pembelajaran menyenangkan, secara fisik, sosial, dan budaya serta interaktif dengan bahan ajar yang tepat. Joyful Learning menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif agar siswa dapat menikmati setiap bagian dari proses pembelajaran.
Contohnya, pendekatan pembelajaran melalui permainan (game) atau aktivitas interaktif dapat membuat siswa lebih antusias dalam belajar.
Hal ini penting untuk mendorong anak-anak agar lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menikmati pengalaman belajarnya. Terlebih lagi jika dipadukan dengan aspek meaningful dan mindful learning, kita berharap siswa dapat memiliki motivasi intrinsik dalam belajar dan akhirnya menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dari ketiga pilar diatas Pendekatan Deep Learning, berpusat pada peserta didik, bercirikan pembelajaran bermakna, dan berkesadaran, serta menyenangkan.
Dimana posisi Deep Learning: -Meaningful learning -Mindful learning -Joyful learning di dalam kurikulum merdeka? Merujuk pada beberapa hasil penelitian, banyak yang menyimpulkan bahwa deep learning memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan belajar serta sosial-emosional siswa. Secara konseptual, deep learning mendorong siswa untuk tidak hanya memahami informasi, tetapi juga mengaitkannya secara lebih mendalam, yang berujung pada pemahaman yang lebih holistik.
Pendekatan Deep Learning di tingkat Sekolah Dasar (SD) harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak-anak, sehingga lebih bersifat eksploratif dan berbasis pengalaman. Meskipun konsep teknisnya terlalu kompleks untuk dipelajari secara langsung, ada beberapa cara untuk mengenalkan prinsip-prinsipnya secara sederhana.
Dalam Kurikulum Merdeka, konsep Deep Learning (pembelajaran mendalam dalam konteks AI) tidak secara eksplisit diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Namun, ada beberapa pendekatan yang secara tidak langsung dapat memperkenalkan konsep ini sesuai dengan Capaian Pembelajaran (CP) yang ditetapkan.
1. Keterkaitan dengan Kurikulum MerdekaKurikulum Merdeka di SD berfokus pada penguatan literasi dan numerasi, serta pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pembelajaran AI, termasuk Deep Learning, lebih sesuai untuk jenjang SMP atau SMA, tetapi beberapa konsep dasarnya dapat diperkenalkan di SD melalui:
Pelajaran Informatika: Memperkenalkan dasar-dasar teknologi, data, dan pemrograman sederhana. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Bisa digunakan untuk mengeksplorasi teknologi AI dalam konteks kehidupan sehari-hari. 2. Pendekatan dalam Pembelajaran SDWalaupun tidak secara langsung belajar Deep Learning, murid SD dapat dikenalkan dengan:
Dasar Pemrograman: Menggunakan Scratch atau Blockly untuk membangun pola berpikir algoritmik. Konsep AI Sederhana: Memahami cara komputer belajar dari data melalui permainan interaktif atau aplikasi edukasi berbasis AI. Etika dan Dampak AI: Mengenalkan bagaimana AI digunakan dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, asisten suara seperti Google Assistant atau sistem rekomendasi YouTube). 3. Pendekatan Kontekstual dan InteraktifAgar anak-anak memahami konsep dasar Deep Learning, pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk eksperimen, permainan, dan aktivitas visual yang menarik.
✅ Belajar Melalui Contoh AI Sehari-hari
Mengenalkan AI dalam kehidupan mereka, seperti Google Assistant, Face Recognition, atau sistem rekomendasi YouTube. Menjelaskan bahwa AI belajar dari banyak data, seperti bagaimana YouTube bisa merekomendasikan video yang mereka sukai.✅ Eksperimen Sederhana dengan AI
Menggunakan aplikasi AI sederhana seperti Teachable Machine dari Google, di mana anak-anak bisa melatih model AI untuk mengenali objek atau ekspresi wajah. Memakai aplikasi chatbot sederhana untuk memahami bagaimana AI bisa "belajar" menjawab pertanyaan.✅ Gamifikasi dan Simulasi
Game AI seperti Quick, Draw! dari Google, di mana AI belajar mengenali gambar dari coretan tangan anak-anak. LEGO Mindstorms atau Robot AI Sederhana yang dapat diprogram untuk mengikuti pola tertentu. 4. Peran Guru dalam Pengenalan Deep LearningGuru dapat mengambil peran sebagai fasilitator dengan:
Menggunakan video edukatif atau animasi sederhana tentang cara kerja AI. Mendorong siswa untuk bereksperimen dengan aplikasi AI interaktif. Memberikan contoh nyata bagaimana AI bekerja dalam kehidupan mereka.Pendekatan deep learning berlawanan dengan apa yang sering disebut surface learning yaitu lebih berfokus pada penghafalan fakta tanpa mendorong keterlibatan kritis, mengurangi kesempatan siswa untuk benar-benar memahami materi dan lebih terfokus pada persiapan ujian semata.
Salam Semangat, Selalu Sehat, dan Selalu Bersyukur
Tagur#11
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar