Beberapa waktu lalu ta\'mir masjid dikumpulkan di Maajid Al Hidayah Sumbertowo sonorejo Grogol untuk penenda tanganan pakta integritas bergabung dengan LAZISNU. Secara pribadi saya selaku ketua Takmir masjid Baiturrohman sonorejo, merasa plong dan lega, sebab selama ini ketika masuk bulan Ramadlon saya seperti menanggung beban tanggung jawab yang berat selaku Panitia Zakat Masjid. Bagaimana tidak jika yang terbentuk di masjid hanyalah berupa Panitia Zakat maka kita tidak berhak mengelola zakat tersebut dan hanya berhak untuk pendistribusianya saja. Apalagi disisi lain, kewajiban zakat dari muzakki tidak akan gugur sebelum zakat yang telah dibayarkan di Panitia Zakat Takmir Masjid belum ditasyarupkan. Berbeda dengn sekarang, ketika kita sudah masuk dalam LAZISNU dan tergabung dalam JPZIS NU, maka kita berhak untuk mengelola zakat tersebut dan kewajiban zakat dari muzakki langsung gugur ketika ia membayar zakat pada amil JPZIS NU.

Mungkin ada beberapa pertanyaan kenapa baru kali ini NU membentuk LAZISNU yang agak terlambat. Regulasi tentang pengelolaan zakat ada tiga yaitu, UU No 23 tahun 2011 yang diperjelas dalam Peraturan Pemerintah No 14 tahun 2014 serta KMA No 333 tahun 2015. Dalam regulasi itu salah satu syarat untuk mendapatkan izin berdirinya lembaga amil zakat (LAZ) adalah jika LAZNAS minimal pengelolaan zakat senilai 50 milyar, jika LAZ tingkatan propinsi minimal pengelolaaan zakat 20 milyar, jika LAS Kabupaten minimal pengelolaan zakat senilai 3 milyar. Maka dari itu kita patut berbangga hati NU sudah mempunyai LAZISNU dan kita Takmir masjid masuk dalam Jaringan yang paling bawah di masyarakat langsung. Tugas dari JPZIS NU hakekatnya tidak hanya mengumpulkan zakat, tetapi juga sebagai penyuluh atau gerakan sadar zakat serta mampu menghitung nisab zakat dari zakat mal. Demikian semoga bermanfaat.

Abdul Aziz

Minggu, 2 juni 2019

Ditulis Diteras Masjid Baiturrohman, menjelang