ABAS

GURU SMPN 3 PAGADEN SUBANG.Pengurus PGRI Kabupaten Subang. Mengajar pula di SMA PGRI 1 Subang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Enak Hati

Tak Enak Hati

Baru saja aku mengemudikan mobil tuaku, tiba-tiba suara gawai berbunyi cukup kencang. Aku langsung menerimanya. Sebab sangat jelas di layar tertuliskan nama rekan sekantorku. Ketika aku mengangkat telepon tanpa basa-basi rekanku melontarkan beberapa pertanyaan yang membuat tidak mengerti.

“Pak, Bapak nyenggol mobil saya yah?” begitulah kira-kira pertanyaan yang dilontarkan sahabatku.

Mendengar pertanyaan tersebut, sontak aku menjawabnya dengan lugas.

“Aku tidak menyenggol mobil Bapak, Pak!”

“Sebentar saya akan memeriksa mobil saya” demikian jawabku.

Mendapati jawabanku, mungkin rekanku tidak merasa puas. Tanpa basa-basi rekanku langsung menutup teleponnya. Mungkin karena marah, kesal, ataupun kecewa

Setelah aku menerima telepon dari temanku, yang seolah-olah memaksaku untuk mengakui aku pelakunya, aku langsung melihat kondisi mobilku yang akan di cuci. Aku mencoba memeriksanya dengan teliti. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda bekas benturan. Untuk memperjelas pertanyaan dari rekannku, aku langsung meneloponnya. Tetapi sayang, teleponku tidak diangkat. Rasa tidak karuan dan tidak enak hati, langsung merambah sekujur tubuhku. Aku terus memutar ulang memoriku saat meninggalkan halaman sekolah. Akan tetapi, aku merasa yakin mobilku tidak menyenggol mobil rekanku itu.

Hanya berseleng beberapa menit, ternyata temanku mengunggahnya di WAG teman aku bekerja. Aku mencoba melihat sejauhmana kerusakan mobil rekanku yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan mobilku yang nyaris kehilangan model. Aku terus menelitinya. Dalam benakku, kalau memang rusaknya separah itu, dipastikan terdengar suara benturan bila benar mobilku menyenggol mobil sahabatku. Saking penasaran, berkali-kali aku melihat kondisi mobilku. Akan tetapi, tidak memperlihatkan bekas benturan. Aku terus memutar otakku. Tapi, lagi-lagi tidak menemukan fakta bahwa akulah yang menyenggol mobil temanku.

Benarkah kejadiannya di sekolah tempat kerjaku? Pertanyaan itu terus menghantuiku. Sebab aku sendiri merasa tidak nyaman setelah awalnya di telepon rekanku yang seolah-olah menginginkan pengakuan bahwa aku pelakunya. Terlebih ketika beberapa rekan kerjaku merespon postingan yang ada di WAG. Aku benar-benar menjadi tidak enak hati. Sebab hanya mobilku dan rekanku yang berdampingan ketika diparkir di halaman sekolah.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Diselesaikan dengan cara kekekuargaan Pak Abas, saling menghargai dan memaafkan itu yang terbaik

01 Sep
Balas



search

New Post