Kami Pun Berpamitan
Tepak pukul 12.45 WIB, satu-per satu adikku mulai berdatangan. Walaupun satu kota denganku diperantauan, akan tetapi kami tidak bisa datang ke tempat kelahiranku untuk menengok kedua orang tuaku secara bersamaan. Maklum kesibukan yang berbeda mengharuskan kami tidak bisa datang bersamaan. Aku sendiri tiba di kampung halaman sehari lebih cepat dibandingkan adik-adikku. Aku sengaja datang lebih cepat sebab kondisi pisikku tidak kuat kalau melakukan perjalanan pulang pergi membawa mobil sendiri. Dengan datang lebih cepat, aku berkesempatan lebih lama bersama kedua orang tuaku. Ya, orang tuaku yang sudah berusia lanjut. Akan tetapi masih memperlihatkan semangat dalam menjalani kehidupan. Apalagi memberi motivasi lepada anak-anaknya.
Setelah kedua adikku memarkir mobilnya, mereka langsung menemui kedua orang tuaku yang sudah menunggu di teras depan.Dengan bahasa dan gesture yang sopan mereka menyalami kedua orang tuaku. Tidak ketinggalan semua yang ada. Berselang beberapa menit keluarga besar kami langsung menuju rumah kakak kedua. Ya, kedua kakakku memang berada dikampung halaman. Ternyata kejutan diberikan kepada kami. Anak Kakaku ternyata diberikan barokah dan rizki yang sangat besar. Keponakanku mengadakan acara syukuran untuk menempati rumah barunya. Rumah yang sangat presentatif menurut ukuranku.Selesai acara, kami pun bisa bercengkrama dengan keluarga besar kudengan cukup leluasa. Berbagai hal menjadi topik pembicaraan. Tidak ketinggalan pesan moral dan berbagai amanat dari ayahku selalu membumbui setiap obrolan yang kami sampaikan. Rasakasih sayangnya begitu besar. Begitu pula dengan rasa takutnya. Ayahku seolah-olah menganggap kami masih kecil. Tetapi kami tidak pernah mempermasalahkannya. Kami selalu mengambil hikmahnya.
Cukup lama kami bercengkrama dengan mereka. Waktu pun sudah semakin sore. Akhirnya kami semua beranjak untuk berpamitan. Ketika kami berpamitan untuk pulang, sangat jelas terlintas wajah kedua orang tuaku seakan-akan keberatan. Akan tetapi, aku mencoba memberikan pemahaman. Akhirnya dengan doa yang terlontal dari bibirnya, kami pun berpamitan. Kami hanya bisa menatap wajah kedua orang tuaku yang sangat jelas termakan usia. “Ya, Allah berikanlah kedua orang tuaku umur yang panjang, Barokah dan kesehatan yang sempurna untuk menuju ridha Mu”. Hanya itulah yang aku ucapkan dalam hati dengan tatapan yang sangat berat. Akhirnya dengan ucapan salam dan lambaian mereka satu per satu mobilpun meninggalkan halaman parkir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar