Aannova Haryani, S. S

Saya terlahir dari seorang perempuan yang gigih dan kuat. Ayah saya adalah seorang hebat yang menguasai hampir seluruh bidang seni. Saya adalah anak yang paling...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjadi Wanita Yang Semestinya

WANITA SEMESTINYA

Benar saran Nabi, sebaiknya wanita, khususnya para ibu tidak bekerja di luar rumah. Seorang Ibu adalah tempat pertama, madrasah pertama bagi anak-anaknya untuk belajar mengenai agama, mengenai kehidupan. Bayangkan jika sang ibu ada di luar rumah lebih setengah dari waktunya dalam sehari. Sepulang dari tempat bekerja, tentu ibu tidak bisa langsung bisa mengayomi anaknya. Sebagai manusia, pastinya ia butuh waktu sejenak untuk rehat, lalu mengerjakan pekerjaan rumah yang terbengkalai seperti mencuci piring, menyapu rumah, membersihkan tempat tidur, untuk makan dan beribadah, tinggallah secuil waktunya untuk si buah hati menjelang tidur. Waktu-waktu ini pun bukanlah waktu yang efektif untuk si buah hati untuk belajar, untuk diajari, tentunya mereka juga dalam keadaan lelah setelah seharian beraktifitas.

Demikianlah sehingga fungsi ibu yang sesuai dengan hakikatnya nyaris hilang. Kalaupun si ibu mempunyai banyak uang, lalu menyewa pengajar dan pengasuh untuk mendidik anaknya, tentu tidak akan sama perasaan yang akan didapat oleh seorang anak. Pasti rasanya akan berbeda.

Ibu yang bekerja di luar, juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Perkembangan zaman, terdesaknya kebutuhan telah menggeser budaya dan kebiasaan. Wanita yang dulunya hanya mengenal kasur, sumur, dan dapur, pada zaman ini dipaksa mengembangkan kemampuan agar bisa menyelaraskan hidup. Yah, ini salah satu jalannya yaitu dengan bekerja di luar rumah seperti lelaki.

Sebagai seorang wanita yang terpaksa harus kuat, mereka harus memiliki kemampuan yang nyaris sama dengan lelaki, mampu mencari nafkah dan mampu menghadapi dunia luar. Dan, ini dia…..Semakin hari, semakin bertambahlah wanita-wanita kuat ini. Sebab itu, angka perceraian zaman sekarang semakin meningkat ketimbang zaman dulu. Dulu, wanita terpaksa membungkam mulutnya jika tersakiti oleh suaminya karena mereka takut tidak akan bisa hidup atau makan serta membiayai anak-anaknya jika terlepas (bercerai) dari suaminya. Sangat berbeda dengan perempuan zaman sekarang, suami salah sedikit digugat cerai. Ini semua karena mereka merasa sudah kuat, mampu melakukan apa yang seharusnya adalah tanggung jawab laki-laki.

Jadi, bagaimana agar keadaan ini bisa kembali normal? Wanita bisa mendidik anak di rumah, namun tidak meninggalkan cita-citanya. Wanita bisa menghormati suaminya tanpa merasa ditindas. Bagaimana agar dunia ini bisa berjalan selaras dengan rasa cinta dan kasih sayang?Harus bagaimanakah wanita semestinya?

Mempraktekkan ajaran agama, menyelaraskan hawa nafsu dengan melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah, dan mencintai semua makhluk karena-Nya, inilah point-point yang terlebih dahulu mendesak untuk kita penuhi. Tunaikan ibadah wajib dan berusaha melalukan ibadah sunnah di waktu senggang. Jika kita berada dalam jalur-Nya, kesempitan akan menjadi lapang. Jalan dan masalah yang pelik buat seseorang bisa menjadi masalah yang biasa saja bagi kita jika kita mempercayai bahwa Allh itu ada dan kita yakin setelah ada usaha pasti ada pertolongan dari-Nya. Ini berbeda dengan orang yang jauh dari jalan Allah, terkena masalah sedikit saja mereka akan langsung down, bahkan ini turut melatarbelakangi banyakknya kasus bunuh diri.

Hawa nafsu juga turut mengambil peranan. Semakin tinggi hawa nafsu manusia terhadap dunia, maka dia akan semakin ambisius, tidak jarang mereka lupa dengan ibadahnya kepada Yang Esa, bahkan mereka juga lupa dengan anak, istri atau suami mereka di rumah. Waktu sebanyak 24 jam sehari tidaklah cukup lagi buat mereka, waktu menjadi kurang karena begitu banyak rasanya yang harus mereka kejar.

Hendaklah kita semua menyayangi anak, istri atau suami karena Allah, karena mereka adalah makhluk yang dihadirkan Rabb kita untuk menemani dan menguji kehidupan kita. Jadi, ada kadar yang patut yang kita berikan untuk dunia dan akhirat ini. Jikalah semua orang di dunia ini termasuk para ibu bisa mengamalkan ini, alangkah indahnya kehidupan kita di dunia dan diakhirat.

Tapi, apa boleh dikata. Tidak semua wanita yang bisa memegang teguh point-point ini. Allah memberikan kesempatan bagi Azazil dan Dajjal untuk menguji keimanan kita. Ada yang tergoda dan ada yang tetap berpegang teguh pada ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Semoga para pembaca yang budiman termasuk pada golongan yang kedua ini. Aamiin….

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin..Mantap tulisannya buk.

04 Feb
Balas

Terima kasih, Buk...:)

17 Aug

Mantap buk

04 Feb
Balas

Terima kasih, Pak :)

17 Aug



search

New Post