Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari rahim seorang ratu yang bersuami seorang raja, jelas hidup dalam keluarga Kaya segala kemewahan dan harta sudah pasti terjamin untuk memenuhi hidup.

Kita masih bisa memilih untuk bersyukur, bahwa terlahir dari keluarga yang sederhana pun masih bisa makan dari rezeky Orang tua hebat menukar tulang belulangnya yang kuat menjadi rapuh.

Tak usah malu, rumah gubug tanpa dinding bercat, kemana-mana dengan kendaraan umum, memakai pakaian itu-itu aja, tak perlu malu. Karena apa yang orang tua kita berikan adalah sebaik-baiknya hasil dari keringatnya, syukuri hargai cinta mereka yang tak pernah terucap untuk kita.

Semestinya sudah seharusnya kita berusaha, meneruskan impian dan cita-cita mereka, istirahatkan mereka dengan ketenangan duduk manis menikmati hasil keringat kita. Kita hanyalah seorang anak yang hanya dari segumpal darah diperjuangkan untuk tetap hidup hingga besar dan dewasa.

Hari ini sebelum berangkat beraktifitas saya bertemu dengan seorang bapak penarik becak dipasar tradisional Lemah abang. Melihat bapak ini saya merasa termotivasi untuk terus berusaha memecahkan segala masalah , yang tua pun masih berusaha merubah nasib mereka. Lantas bagaimana dengan kita yang masih muda ?

Ingin rasanyan naik becak, tetapi mataku melihat usia rentan mengayuh sepeda untuk tubuhku yang masih segar dan muda, pantaskah ? Oh tidak. Kita masih bisa membantu dengan cara yang lain agar si bapak mendapatkan uang untuk menafkahi keluarganya.

Doa-doa terindah dari si bapak penarik becak menjadi Aamiin ku yang penuh harap, semoga segala ucapan baik bapak untuk saya, menjadi balasan terindah dari Tuhan untuk bapak kembali.