Genangan Amarah
Suara langit meneriaki anak manusia dimuka bumi
Mampukah engkau bersyukur atas nikmat Tuhanmu
Butiran air hujan yang menggenang menjadi banjir
Aliran airnya memasuki rumah mu tanpa kata permisi
Banjir
Tuhan sedang menghibur tanah kering yang merindukan air
Petani berteriak padi nya telah kuning namun batangnya terendam air
Sungguh malang nasib panennya menjadi gelisah terkira
Datangnya hujan kadang dirindukan
Namun ratusan mulut manusia mencaci genangannya
Sungguh ironis hati anak manusia yang tak bersyukur
Sudah kau nikmati saja nikmatilah nikmati
Dulu kau keluhkan panas nya bumi
Kini kau salahkan dinginnya air hujan ini
Tenang saja besok pun air akan surut Kembali
Sebab banjir Tuhan sedang menguji penghuni bumi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar