Aamu Dhiens

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Genangan Amarah

Genangan Amarah

Suara langit meneriaki anak manusia dimuka bumi

Mampukah engkau bersyukur atas nikmat Tuhanmu

Butiran air hujan yang menggenang menjadi banjir

Aliran airnya memasuki rumah mu tanpa kata permisi

Banjir

Tuhan sedang menghibur tanah kering yang merindukan air

Petani berteriak padi nya telah kuning namun batangnya terendam air

Sungguh malang nasib panennya menjadi gelisah terkira

Datangnya hujan kadang dirindukan

Namun ratusan mulut manusia mencaci genangannya

Sungguh ironis hati anak manusia yang tak bersyukur

Sudah kau nikmati saja nikmatilah nikmati

Dulu kau keluhkan panas nya bumi

Kini kau salahkan dinginnya air hujan ini

Tenang saja besok pun air akan surut Kembali

Sebab banjir Tuhan sedang menguji penghuni bumi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post