Bila ingat kejadian itu kadang suka tertawa sendiri. Sejak kejadian itu saya suka lebih hati-hati jika mau ganti tas.

Jadi ceritanya begini. Suatu hari suamiku di rumah sibuk banget kesana kemari mengumpulkan barang-barang untuk persiapan dia pergi diklat. Saya sempat menawarkan tenaga untuk membantunya tapi dia menolak katanya suka ada saja yang lupa jika ibu yang nge-pack. Jadi saya Cuma bantu menyiapkan alat shalat, alat mandi dan baju seperlunya, selebihnya dia yang siapkan sendiri.

Besoknya dia berangkat diklat pagi-pagi sekali, alasannya ada pembukaan di hari pertama. Saya tidak cek apa-apa lagi karena saya percaya dia yang siapin sendiri, berarti semua sudah beres. Saya hanya mengingatkan hati-hati di jalan bawa kendaraan pagi-pagi, takutnya dia ngantuk dan bisa celaka. Dia hanya mengiyakan saja tanpa bicara apa-apa.

Kami seperti biasa melakukan aktivitas harian, anak-anak di rumah belajar seperti biasa yaitu daring. Sedangkan saya siap-siap berangkat untuk pegi ke sekolah, semua yang akan di bawa dikumpulkan. Setelah semua terkumpul saya mencari tas hitam tempat menyimpan laptop, kok tidak ada di lemari seperti biasanya.

Pikirku, “apa mungkin di bawa bapak ke tempat diklat ya, aduh belum di cek isinya, mudah-mudahan tidak ada yang terbawa”.

Setelah menjelang maghrib biasa kami berkumpul sambil nonton TV terdengar suara motor parkir di halaman.

Saya suruh Awa buat ngecek keluar, “Awa coba lihat siapa yang datang”

“Bapak bu”, kata Awa sambil masuk kamar.

“Loh kok bisa Wa..”

“Memangnya kenapa kalau pulang?”, tanya Awa

“Assalamualaikum…”, salam bapak sambil buka pintu.

“waalaikumussalam…”, jawabku dan Awa

“Pak ngak nginep, bukannya kemarin bilang mau nginep?”, tanyaku.

“Ah ngak terlalu sibuk, tugas-tugas masih bisa dikerjakan di sini”, kata bapak

“Hmmm…oh ya pak, tas laptop yang hitam punya ibu bapak bawa ya?”, tanyaku sambil mencari-cari kok bapak ngak bawa tas.

“Iya…”,

“Sekarang mana kok ngak di bawa?” tanyaku lagi.

“Disimpan di penginapan, besok kan berangkat lagi, oh ya bu tau ngak?”, tanya bapak

“Apa..”, kataku

“Tadi kan di periksa,  semua harus pakai ProKes nah bapak tadi lupa ngak pakai masker dari rumah”, kata bapak sambil tersenyum.

Saya hanya melihat dan mendengarkan bapak bercerita tanpa berkomentar.

“Lalu bapak cari-cari masker di tas hitam laptop yang punya ibu”, lanjutnya lagi.

“Terus…”, kataku penasaran sambil sedikit berpikir, “perasaan di tas laptop tidak nyimpen masker”.

“Nah setelah cari-cari di setiap saku bapak senang karena ada kain yang kepegang di tas itu, pasti itu masker ibu yang ketinggalan di tas. Lalu kain bapak tarik keluar, untung bu belum bapak pakai”, kata bapak sambil ketawa. Saya ikut tertawa walau ngak tahu apa maksud bapak tertawa lepas.

“Trus kenapa pak..”’ tanyaku penasaran

“Ibu tahu ngak kain apa yang bapak keluarkan?”, tanya bapak.

“Kain apa?”, balik tanya sambil tersenyum geli.

“Ibuuuu…itu celana dalam”, bapak menjawab sambil tertawa terpingkal pingkal.

“Kok bisa ibu bawa CD tiap hari ke sekolah”, kata bapak

“Hahahahahaha…., setiap tas ibu memang suka bawa takut butuh jika ganti mau shalat Pa”, saya tertawa dengar cerita si bapak.

“ibu…ibu.. itu mah bukan masker tapi kain pengeriting rambut”, kata bapak tertawa sambil pergi ke kamar mandi.

Saya ngak berhenti tertawa mendengar cerita bapak, dan sempat minta maaf karena tas belum sempat di kosongkan.

“Untung ngak dipakai buat lap muka juga”, gumamku dalam hati.

Bapak…bapak ada aja ceritanya.