ela namirah

Ela Namirah, lahir di Garut, 10 Agustus 1971, alumni Pasca Unpas Bandung 2017, mengajar di SMPN 3 Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web
APA YANG KAU TANAM ITULAH YANG KAU TUAI
kami sayang kalian anak-anaku

APA YANG KAU TANAM ITULAH YANG KAU TUAI

APA YANG KAU TANAM ITULAH YANG KAU TUAI

Sering aku bilang berulang-ulang pada anak-anak, pintar bisa kalian raih dengan belajar rajin atau ikut bimbel dimanapun. Dari mulai bimbel bahasa, eksak ataupun bimbel bakat. Tapi akhlak tidak bisa dipelajari secara instan, akhlak hanya ada dan tumbuh pada diri kalian dan niat kalian yang baik.

Hari itu suasana sangat panas dan berdebu, aku berjalan menyusuri trotoar sambil sesekali berbalik untuk melihat apakah angkot sudah ada atau belum. Tanpa terasa perjalananpun sudah cukup jauh dari tempat ku bekerja, tapi angkot belum juga datang. Padahal hari itu waktunya jam pulang anak-anak sekolah, apa mungkin angkotnya hanya sampai pertigaan dan langsung balik kembali. Karena letak sekolah tempat kerjaku memang tidak tersentuh jalur angkot, hanya kadang sesekali ada yang lewat. Akhirnya aku sampai di pertigaan dan angkot yang menuju rumah pun lewat, aku naik dan duduk di depan karena angkot itu kosong.

“Pulang bu?,” tanya sopir menegurku, “iya..,” jawabku tanpa menoleh pada sopir itu.

“Pulang sekolah ya bu?,” tanya sopir itu lagi. Aku tidak langsung jawab karena aku pikir dia tahu profesiku karena melihat baju seragam yang kupakai.

“Kenapa ngak di jemput bapak?, biasanya kan suka dianter jemput sama bapak.” Tanya dia seakan-akan sudah dekat dan tahu semua tentang aku. Akhirnya aku menoleh dan melihat dia secara seksama, siapa dia kok bisa tahu semua tentang kerjaan dan aktivitasku. “Faisal…, kamu Faisal kan, yang dulu sempat ke ajar sama ibu?,” tanyaku.

“Iya bu, yang nakal dan sering menyusahkan ibu,” katanya malu-malu. Aku masih ingat dulu Faisal itu anaknya agak tertinggal dalam pelajaran, dia sebenarnya tidak nakal hanya lambat dalam belajar, tapi dia paling nurut jika dikasih nasihat.

Faisal bercerita kalau dia sudah bekerja lama menjadi sopir angkot, dan dia juga bilang kalau angkot yang dia bawa adalah angkot miliknya sendiri. Dulunya hanya ikut-ikutan diajak oleh temannya, tapi karena kepercayaan majikannya dia dipercaya membawa angkot sendiri dan akhirnya menjadi bos angkot. Dan dia lebih suka bawa angkot sendiri daripada diam seperti bos, alasannya takut makanan yang dia makan bukan hasil keringat sendiri. Ada satu hal yang membuatku bangga dari percakapan dengan Faisal, dia tidak lupa siapa yang mengajarkan dia sehingga berhasil. Aku berpikir tenyata Allah maha adil, walau kurang pintar tapi memiliki akhlak yang baik akan mengasilkan buah yang baik pula. Dan tidak sedikit yang pintar karena merasa arogansi tinggi dia tidak mendapat apa-apa dari kesombongannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post